JABAR EKSPRES – Kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang menyerang hewan ternak di wilayah Jawa Barat terus meningkat, termasuk di Kota Banjar dan Kabupaten Ciamis. Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKP3) Kota Banjar, Yoyon Cuhyon, mengkonfirmasi bahwa dua ekor sapi telah terdeteksi mengidap PMK dengan gejala ringan.
Sebelumnya, pada awal Januari 2025, seekor sapi di Kecamatan Cijeungjing, Kabupaten Ciamis, dilaporkan menunjukkan gejala PMK. Petugas kesehatan hewan segera turun ke lapangan untuk memantau kondisi hewan tersebut serta memberikan pengobatan yang diperlukan.
“Kami terus memantau situasi di lapangan untuk memastikan kasus ini tidak menyebar. Hingga saat ini, tidak ada laporan tambahan mengenai kasus serupa di wilayah lain,” kata Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner (Keswan Kesmavet), Kabupaten Ciamis, Asri Kurnia,
Baca Juga:Ada Mode Fotografi dan Videografi Bawah Air, Oppo Siap Luncurkan Reno13Buntut Penyerangan Kantor Pemuda Pancasila di Bandung. Polisi Tetapkan 5 Orang Tersangka
Asri menjelaskan bahwa salah satu langkah utama untuk mengantisipasi penyebaran PMK adalah dengan melakukan desinfeksi besar-besaran di 27 kecamatan di Ciamis. “Sepanjang tahun 2024, kami telah melaksanakan desinfeksi menggunakan 140 liter desinfektan untuk meminimalisir risiko penularan PMK di wilayah Ciamis,” ujarnya.
Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Provinsi Jawa Barat juga telah mengambil langkah cepat untuk menangani kasus PMK di wilayah Jabar. Penyakit ini dikenal sebagai penyakit menular yang dapat berdampak serius pada kesehatan dan produktivitas hewan ternak, terutama sapi, kerbau, kambing, dan domba.
Disadur dari laman jabarprov.go.id, Plt. Kepala DKPP Jawa Barat, Siti Rochani, mengungkapkan langkah strategis yang diambil untuk mengendalikan kasus PMK, antara lain vaksinasi terhadap 449 ekor ternak, pengobatan 307 ekor ternak, edukasi di 73 lokasi, dan desinfeksi di 94 lokasi.
