Jaga Produktivitas Susu dan Daging, Pemkab Bandung Barat Serius Tangani PMK

JABAR EKSPRES – Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Bandung Barat (KBB) berjanji bakal segera menangani kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang menyerang ratusan hewan ternak di wilayahnya.

Langkah ini bakal segera dilakukan guna menjaga menjaga peningkatan produksi susu serta daging hewan terutama sapi menjelang hari raya Idul Adha.

Berdasarkan data dari Dinas Perikanan dan Peternakan (Dispernakan) KBB menyebut per Desember 2024 hingga 9 Januari 2025 lalu, sebanyak 229 sapi di wilayah Bandung Barat terpapar PMK dan 4 ekor sapi diantaranya mati serta 10 lainnya dipotong paksa.

BACA JUGA:Gegara Bandar Nakal, Ratusan Sapi di Bandung Barat Kembali Terjangkit PMK

“Kami akan segera menangani dan menekan kasus tersebut. Dinas terkait pun sudah berkoordinasi dengan pemerintah pusat soal penyediaan vaksin yang kami butuhkan,” kata Penjabat (Pj) Bupati Bandung Barat, Ade Zakir Hasyim belum lama ini.

Berkaca pada tahun sebelumnya saat wabah PMK merebak di Bandung Barat, dikatakan Ade, Pemda KBB saat ini lebih siap dalam melakukan penanganan kasus penyakit mulut dan kuku yang menjangkit ratusan hewan ternak di Kabupaten Bandung Barat.

“Tentu kita punya pengalaman pahit tahun lalu yang berdampak menurunkan produktivitas susu, dan saat ini kami lebih siap dalam menanganinya,” katanya.

BACA JUGA:Tingkatkan Upaya Cegah PMK di Sektor Peternakan, Dispangtan Cimahi Lakukan Ini

“Sekarang dengan pengalaman itu kita makin siap untuk tangani. Kalau ada vaksin pasti kita gencarkan, terus untuk lalu lintas ternak tentu kita juga menunggu arahan dari provinsi Jawa Barat,” imbuhnya.

Sementara itu, Plt Kepala Dispernakan Bandung Barat, Wiwin Aprianti mengatakan sejauh ini Pemkab Bandung Barat memiliki stok vaksin PMK sebanyak 30.000 dosis yang tengah disuntikkan ke 10 kecamatan pusat ternak hewan.

“Memang kita punya stok vaksin 30.000. Nah ini sedang terus digenjot penyuntikannya. Update terakhir baru 70 persen dari total sasaran. Untuk suntik booster kami menunggu dari pusat, kabarnya baru ada Februari 2025. Kebutuhannya sama 30.000 dosis,” tandasnya. (Wit)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan