JABAR EKSPRES – Pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jawa Barat dinilai cukup fluktuatif, bahkan sempat kembali melemah pada 2024. Hal ini berdampak juga terhadap angka pengangguran.
Melalui informasi yang dihimpun Jabar Ekspres, pada 2022, ekonomi di Jawa Barat tumbuh cukup kuat di angka 6,03 persen, kemudian melemah menjadi 5,15 persen di 2023, namun kembali menurun ke 4,91 persen pada 2024.
Anggota Komisi 5 DPRD Provinsi Jawa Barat, Maulana Yusuf Erwinsyah mengatakan, terkait pertumbuhan ekonomi hingga angka pengangguran, ternyata ada sisi gelap yang dinilai menyita perhatian dalam dunia ketenagakerjaan.
“Kedzaliman perusahaan, di sini Provinsi Jawa Barat menempati posisi kedua setelah Jawa Timur, dalam jumlah perusahaan yang melanggar aturan ketenagakerjaan,” katanya kepada Jabar Ekspres, Jumat (10/1).
Bayangkan saja, ada sebanyak 823 perusahaan yang berdiri di wilayah Provinsi Jawa Barat, yang tercatat melanggar norma ketenagakerjaan yang sudah ditetapkan pemerintah.
Akan tetapi, ujar Maulana, faktanya banyak perusahaan yang malah melanggar hak-hak pekerja demi keuntungan. Dari upah yang nggak sesuai standar, hak cuti yang diabaikan, hingga pemutusan hubungan kerja (PHK) sepihak.
BACA JUGA:Ekonomi Melemah pada 2024, Provinsi Jawa Barat Juara Pengangguran
“Tahun 2024 misalnya, tercatat ada 9.510 pekerja yang ter-PHK. Meskipun ada penurunan dibandingkan tahun sebelumnya, tetap saja angka PHK ini menggambarkan ketidakpastian yang masih ada di dunia kerja,” ujarnya.
Legislator dari Fraksi PKB itu menerangkan, semua ini hanya memperburuk situasi ketenagakerjaan di Jawa Barat dan tentunya menambah ketidakpastian, yang dihadapi oleh banyak orang pengangguran di antaranya mereka lulusan SMK.
Pengangguran Didominasi Lulusan SMK
Merujuk pada data Badan Pusat Statistik (BPS), pada 2024 lulusan SMK menempati posisi tertinggi tingkat pengangguran di Jawa Barat sebanyak 12,74 persen.
Meskipun ada penurunan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, angka pengangguran terbuka (TPT) lulusan SMK tetap lebih tinggi jika dibandingkan dengan lulusan SMA.
“Ini cukup ironis, mengingat lulusan SMK dirancang untuk langsung terjun ke dunia kerja dengan keterampilan teknis yang mereka pelajari,” ucap Maulana.
Namun dia menambahkan, kenyataannya tidak semudah itu. Sebab banyak lulusan SMK menghadapi tantangan besar dalam mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan bidang keahlian mereka.