JABAR EKSPRES – Pemerintah menyalurkan subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) hingga Listrik sebesar Rp434,3 triliun untuk masyarakat dari dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2024.
Hal ini disampaikan langsung oleh Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara dalam Konferensi Pers APBN 2024 di Jakarta, Senin (6/1/2025).
“Manfaat APBN yang dinikmati langsung oleh masyarakat juga termasuk dalam konteks menikmati harga BBM, LPG, listrik dan pupuk yang lebih murah karena APBN memberikan subsidi,” kata Suahasil.
Adapun rinciannya yakni solar seharusnya berharga Rp11.950 per liter, dijual kepada masyarakat dengan harga Rp6.800 per liter. Artinya, sebesar Rp5.150 per liter atau sekitar 43 persen dari harga asli ditanggung oleh APBN.
BACA JUGA: Kenaikan Harga Pertamax di Awal Tahun 2025, Cek Daftar Harga BBM Pertamina Terbaru!
Untuk total realisasi anggaran untuk subsidi tersebut mencapai Rp89,7 triliunan untuk lebih dari 4 juta kendaraan.
Kemudian, Pertalite dengan harga seharusnya Rp11.700 per liter, dijual dengan harga Rp 10.00 per liter atau disubsidi Rp1.700 per liter (15 persen).
Total anggaran yang digelontorkan mencapai Rp56,1 triliun dan dinikmati oleh 157,4 juta kendaraan.
Minyak tanah seharusnya berharga Rp11.150 per per liter dijual kepada masyarakat dengan harga Rp2.500 per liter, disubsidi Rp8.650 per liter (78 persen) dengan realisasi anggaran Rp4,5 triliun. Subsidi tersebut memberikan manfaat bagi 1,8 juta rumah tangga.
BACA JUGA: Belum Dapat Diskon Listrik 50 Persen? Cek Syarat dan Ketentuan di Sini
LPG 3 kg, masyarakat hanya perlu membayar Rp12.750 per tabung dari harga asli Rp42.750 per tabung. Sebesar 70 persen atau Rp30.000 harga LPG 3 kg per tabung disubsidi oleh APBN, dengan realisasi mencapai Rp80,2 triliun dan dinikmati oleh 40,3 juta pelanggan.
Sedangkan, untuk listrik total subsidi yang digelontorkan pemerintah dari dana APBN mencapai Rp156,4 triliun.
Untuk tarif rumah tangga 900 VA subsidi seharusnya Rp1.800 per kWh, namun masyarakat hanya membayar Rp600 per kWh, disubsidi sebesar Rp1.200 per kWh (67 persen) dan dinikmati oleh 40,3 juta pelanggan.
Listrik rumah tangga 900 VA non subsidi mendapatkan kompensasi Rp400 per kWh sebesar 22 persen, menurunkan biaya dari Rp1.800 per kWh menjadi Rp1.400 per kWh dan dimanfaatkan oleh 50,6 juta pelanggan.