JABAR EKSPRES – Program mudik gratis yang diberikan pemerintah, pada momentum liburan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025 dinilai kurang tepat.
Pengamat Transportasi Publik sekaligus Wakil Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI), Djoko Setijowarno mengatakan, kurang tepatnya pemerintah memberikan program mudik gratis karena hanya berpusat di Pulau Jawa.
“Menyelenggarakan mudik gratis tidak hanya berdasarkan angka statistik hasil survey, namun harus melihat fakta di lapangan, supaya tepat sasaran,” katanya kepada Jabar Ekspres, Jumat (27/12).
Menurutnya, selain program yang diberikan harus tepat sasaran, pemerintah juga perlu memperhatikan keselamatan transportasi wisata.
BACA JUGA: Pemenuhan Hunian MBR Tak Digarap Serius, Salah Satu Gedung di Kawasan Rusunawa Rancacili Mangkrak
Melalui informasi yang dihimpun Jabar Ekspres, pada masa Nataru 2024/2025, ada tiga Program Mudik Gratis yang diselenggarakan Kementerian Perhubungan, dengan mengangkut sebanyak 38.722 penumpang dan 2.320 sepeda motor.
Ditjenhubdat (Perhubungan Darat) menyediakan 88 unit bus dan 2 unit truk untuk 3.500 penumpang ke 11 rute tujuan di Pulau Jawa, yakni Solo, Yogyakarta, Surabaya, Wonosobo, Semarang, Wonogiri, Cilacap, Purwokerto, Malang, Madiun dan Kediri.
Sedangkan Ditjen Perkeretaapian siap mengangkut sebanyak 5.300 penumpang dan 2.320 sepeda motor, dengan titik Stasiun Cirebon Prujakan, Stasiun Purwokerto, Stasiun Kutoarjo dan Stasiun Lempuyangan.
Adapun Ditjenhubla (Perhubungan Laut) mengangkut sebanyak 29.772 penumpang dan 29.972 penumpang untuk 100 ruas trayek pelayaran angkutan laut (pulang-pergi).
BACA JUGA: Dapat Saldo Rp390.000 E-Wallet DANA, Langsung Cair Hitungan Detik Ke Akun Pengguna
“Sekarang, program mudik gratis untuk sepeda motor kurang tepat dan tidak banyak pengaruhnya mengatasi kemacetan lalu lintas,” ujar Djoko.
Dia menilai, untuk mengatasi kemacetan harusnya diperbanyak pengadaan bus gratis, menurutnya saat Nataru penggunaan sepeda motor perjalanan jarak jauh tidak sebanyak seperti ketika Lebaran.
“Ditambah lagi populasi sepeda motor sudah cukup tinggi, hampir setiap rumah tangga memiliki sepeda motor. Bahkan, setiap rumah tangga memiliki bisa lebih dari satu unit sepeda motor,” ucap Djoko.
Merujuk data Korlantas Polri pada Agustus 2024 lalu, terdapat sebanyak 164.136.793 kendaraan bermotor, terbanyak adalah sepeda motor dengan jumlah 137.350.299 unit atau 83,68 persen.
Sisanya, mobil penumpang 20.122.177 unit alias 12,26 persen, mobil barang 6.197.110 unit atau 3,78 persen, bus 285.957 atau 0,17 persen dan kendaraan khusus 16.413 unit atau 0,11 persen.