JABAR EKSPRES – Belakangan ini, aplikasi Kantar palsu kembali ramai dibicarakan, khususnya di media sosial dan berbagai platform diskusi online. Fenomena ini muncul setelah banyaknya laporan terkait dugaan skema money game atau Ponzi yang dilakukan oleh aplikasi tersebut. Sebagai pengguna internet yang cerdas, penting untuk lebih berhati-hati dan memahami seluk-beluk investasi yang benar agar tidak terjebak dalam jerat penipuan.
Kantar sejatinya adalah perusahaan riset dan teknologi global yang berkantor pusat di London, Inggris. Perusahaan ini memiliki reputasi yang solid dalam bidang riset data dan analisis pasar. Namun, aplikasi Kantar palsu memanfaatkan nama besar ini untuk menipu masyarakat dengan dalih investasi survei online. Mereka menawarkan keuntungan besar dengan tugas yang terkesan mudah, seperti mengisi survei atau mengundang orang lain untuk bergabung.
Baca juga : Aplikasi Lactalis Ranch Penghasil Uang Cukup Adopsi Sapi, Untung Tiap Hari atau Scam?
Padahal, investasi seperti ini tidak ada hubungannya dengan pengisian survei. Bahkan, dalam banyak kasus, pengguna diminta untuk menyetor sejumlah uang atau melakukan deposit. Pola ini sangat mirip dengan skema Ponzi, di mana keuntungan diberikan dari uang yang dihasilkan oleh anggota baru, bukan dari hasil usaha nyata.
Salah satu ciri khas aplikasi penipuan seperti ini adalah kebiasaannya mengganti alamat website secara berkala. Hal ini bertujuan untuk menghindari pemblokiran dari pihak berwenang, seperti OJK (Otoritas Jasa Keuangan). Beberapa pengguna melaporkan bahwa ketika mencoba mengakses website terbaru Kantar palsu, situs tersebut sering kali tidak bisa diakses atau membutuhkan waktu lama untuk terbuka. Situasi ini semakin menambah kecurigaan bahwa aplikasi ini adalah skema Ponzi yang sedang goyah.
Video-video terkait Kantar palsu yang beredar di media sosial memancing beragam komentar dari netizen. Beberapa orang membela aplikasi ini dengan alasan “membantu mengatasi pengangguran”, sementara mayoritas lainnya menyebutnya sebagai penipuan berkedok survei.
Hal ini menunjukkan bahwa masih ada sebagian orang yang percaya pada aplikasi tersebut, meskipun bukti-bukti kejanggalan sudah sangat jelas.
Kantar palsu juga mengklaim telah membuka kantor baru di Purwokerto, Jawa Tengah. Acara peresmian tersebut bahkan disebut-sebut dihadiri pejabat setempat. Mereka menyatakan akan merekrut hingga 3 juta karyawan di seluruh Indonesia dengan sistem kerja fleksibel dan penghasilan menarik. Namun, masyarakat perlu jeli karena banyaknya informasi semacam ini sering kali hanya strategi untuk menarik lebih banyak korban.