JABAR EKSPRES – Menjelang akhir masa kampanye Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kota Cimahi 2024, hasil survei terbaru dari Indonesia Political Opinion (IPO) menunjukkan peta persaingan yang semakin ketat di antara calon wali kota.
Survei yang dilakukan pada 12-17 November 2024 ini melibatkan 600 responden dengan metode multistage random sampling berdasarkan Daftar Pemilih Tetap (DPT) terkini. Survei memiliki tingkat kepercayaan 95% dan margin of error ±4%.
Responden yang dilibatkan adalah warga Kota Cimahi berusia minimal 17 tahun atau sudah menikah, serta memiliki KTP Kota Cimahi.
Dalam simulasi pemilihan tanpa pasangan, calon Wali Kota Ngatiyana memimpin dengan perolehan 39,5%, diikuti Dikdik Suratno Nugrahawan (35,8%), Bilal Insan M. Priatna (7,7%), Adhitia Yudisthira (2,8%), A. Mulyana (1,0%), dan Bagja Setiawan (0,7%). Sebanyak 12,5% responden belum menentukan pilihan.
Sementara dalam simulasi pasangan calon, Ngatiyana-Adhitia Yudisthira unggul dengan 44,7%, disusul pasangan Dikdik-Bagja (39,0%) dan Bilal-Mulyana (9,8%). Sebanyak 6,5% responden memilih golput atau suara tidak sah.
Namun, hasil survei juga menunjukkan bahwa 21,3% responden masih mungkin mengubah pilihan, dan 3,8% lainnya menyatakan sangat mungkin berpindah dukungan. Kondisi ini menandakan peluang perubahan signifikan pada hasil akhir pemilihan.
BACA JUGA: Rencana Prabowo Tekan Dolar dari Rp15.600 ke Rp5.000, Harga Emas Bisa Anjlok ke Rp500 Ribu?
Direktur Eksekutif IPO, Dedi Kurnia Syah, menilai persaingan ini sangat dinamis. IPO merekomendasikan para kandidat lebih gencar melakukan sosialisasi.
“Pilkada Cimahi 2024 akan berlangsung dalam suasana yang sangat kompetitif. Setiap calon perlu memanfaatkan waktu yang tersisa dalam kampanye dengan mendengarkan dan menjawab kebutuhan masyarakat,” tandasnya. (Mong)
