JABAR EKSPRES – Aplikasi DBC kembali menjadi perbincangan hangat di kalangan pengguna aplikasi berbasis investasi. Setelah sempat dibahas beberapa bulan lalu, aplikasi ini ternyata masih aktif dan belum dinyatakan scam. Namun, berhati-hatilah, karena pola bisnisnya mengindikasikan gejala khas skema Ponzi yang sewaktu-waktu bisa runtuh.
Saat ini, DBC masih menarik perhatian banyak anggota baru yang mendaftar dan melakukan deposit. Dengan mekanisme uang berputar antaranggota, aplikasi seperti ini hanya bertahan selama masih ada aliran dana dari anggota baru. Begitu pendaftar baru berkurang dan perputaran uang melambat, aplikasi ini akan “jatuh”.
Keuntungan yang diterima pengguna berasal dari dana yang disetorkan anggota baru, sehingga hanya menguntungkan pengguna awal. Nantinya, anggota baru yang tidak mendapatkan kembali modalnya akan menjadi korban.
Baca Juga:Benarkah Aplikasi BLOCKMS Penghasil Uang? ini FaktanyaGila Keren Parah! New Honda Scoopy 2024 Stylish Siap Mengaspal di Jalan
Selain itu, DBC juga menggunakan sistem referal berjenjang dengan komisi hingga level ketiga:
- Level 1: 12%
- Level 2: 4%
- Level 3: 2%
Skema ini memotivasi pengguna untuk mengundang anggota baru, sehingga aliran dana tetap lancar.
Banyak pengguna yang menyadari risiko DBC dan memberikan peringatan, seperti:
- “Hati-hati, ini skema Ponzi. Untung selama ada anggota baru, tapi akan scam saat aliran dana berhenti.”
- “Jangan tergiur bonus besar, karena aplikasi seperti ini tidak bertahan lama.”
Namun, ada juga pembelaan dari pihak seperti leader aplikasi. Mereka sering menuding pengkritik sebagai penyebar fitnah atau SDM rendah. Bahkan, mereka mengklaim DBC memiliki kantor resmi dan melakukan berbagai kegiatan sosial, yang sebenarnya hanya trik untuk menarik kepercayaan calon korban.
