Warson menerangkan, dirinya baru mengetahui adanya kabar oknum pegawai Komdigi, yang diduga terlibat kasus buka blokir situs judol melalui pemberitaan.
“Kami baru tahu (adanya kabar penangkapan Denden) setelah booming ramai di media televisi dan media sosial. Jadi kami tahu informasinya seperti itu,” terangnya.
Warson menjelaskan, ketika Denden mengunjungi Kantor DPC Gerindra Sumedang, tujuannya hanya membawa formulir pendaftaran dengan status bukan kader partai alias masih sebagai ASN.
“Ketika mencalonkan (Denden) berkeinginan menjadi Bakal Calon Bupati Sumedang, tetapi pada sebelum penetapan saja, beliau mengundurkan diri dari pencalonan, karena beliau (beralasan) akan fokus di ASN waktu itu,” jelasnya.
BACA JUGA:Terdakwa Yudha Arfandi Divonis 20 Tahun Penjara dalam Kasus Pembunuhan Dante
Warson mengungkapkan, pihaknya tidak melarang siapa pun saat itu jika ingin mendaftar Pilkada melalui Partai Gerindra sebagai pengusung.
“Tanggal 8 Mei beliau mendaftarkan diri ke Kantor DPC Gerindra, kemudian setelah itu di bulan Juni beliau mengundurkan diri dari pencalonan,” ungkapnya.
Warson mengakui, pengunduran diri Denden dalam pencalonan Pilkada 2024 di Sumedang, merupakan kepurusannya sendiri.
“Dia mengundurkan diri karena bilang mau fokus ke ASN waktu itu, sebelum dia melaksanakan kegiatan keluar waktu itu, konfirmasi juga kepada kami dan dia mengurungkan pencalonan, setelah (pengambilan formulir) pendaftaran dan mengembalikan lagi formulir pendaftaran,” bebernya.
“Jadi memang tidak tercatat sebagai kader, karena dia statusnya PNS. Waktu itu kita membuka pendaftaran bagi siapa saja sebetulnya. Dari Pak Doni Ahmad Munir, ada Taufik Gunawansah, ada pak Erwan sendiri, ada dari kalangan pengusaha, termasuk salah satunya Denden Imadudin,” pungkas Warson. (Bas)
