Kurangi Ketergantungan Gadget, Disbudpar Kabupaten Bandung Ajak Anak-Anak Kenalkan Kaulinan Barudak

JABAR EKSPRES – Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Bandung kembali mengenalkan permainan anak tradisional sunda atau ‘Kaulinan Barudak’ kepada anak-anak sekolah yang dilakukan di Taman Kaulinan Barudak, Gedung Budaya Sabilulungan, Soreang, Kamis (31/10).

Digagasnya kegiatan ini pun bertujuan untuk melestarikan kebudayaan sunda sekaligus memperkenalkan permainan anak tradisional kepada generasi muda.

Terlebih di era digitalisasi saat ini, anak-anak lebih sering bermain gadget, daripada melakukan aktivitas fisik bersama teman-teman.

“Kegiatan ini memang dilakukan untuk melestarikan kebudayaan sunda dan juga melepaskan anak-anak saat ini agar tidak lebih sering bermain gadget,” ujar Pelaksana Tugas (PLT) Sekretaris Disbudpar Kabupaten Bandung, Nenden Siti Nurlaela saat ditemui.

BACA JUGA: Kajati Jabar Tinjau Kejari Banjar: Jauhi Perilaku Pamer Kekayaan!

Nenden menjelaskan jika Kaulinan Barudak tradisional ini sebenarnya memiliki nilai edukatif dan filosofi yang mendukung terkait penguatan muatan lokal, yakni salah satunya permainan Cingciripit, Sasalimpetan, hingga Gangsing.

Dalam kaulinan ini pun tidak hanya sebatas bermain, namun bisa mengajarkan anak-anak agar lebih edukatif, baik itu ketangkasan dan keseniannya.

“Cingciripit, misalnya, mengajarkan anak untuk gesit agar tidak ketinggalan. Sasalimpetan mengajarkan kepemimpinan dan kerjasama. Sedangkan gangsing membutuhkan ketelitian dan kecerdasan untuk memainkannya dengan baik,” ucapnya.

Menurutnya, Disbudpar Kabupaten Bandung akan terus bertekad dan berupaya mengajak anak-anak untuk lebih mengenal dan memainkan permainan tradisional yang mendidik dan melatih keterampilan.

BACA JUGA: Ambisi Persib Lanjutkan Tren Belum Terkalahkan di Liga 1 Kontra Semen Padang

Bahkan pihaknya berencana akan mengadakan workshop di sekolah-sekolah Kabupaten Bandung agar bisa mengajarkan Kaulinan Barudak ini.

“Kenapa kami perlu melestarikan ke sekolah karena anak-anak sekarang fokus pada gadget, sehingga nantinya kami akan terus melakukan workshop untuk guru-guru agar bisa mengajarkan permainan ini kepada anak didiknya,” katanya.

Nenden pun berharap dengan adanya generasi muda tidak hanya menguasai teknologi, tetapi juga tetap melestarikan permainan tradisional yang merupakan dan menjadi bagian dari budaya Sunda.

“Kami berharap dengan kegiatan ini, generasi muda bisa menjadi pelestari budaya Sunda di masa depan,” pungkasnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan