Masih Jauh dari Target, Pemkot Bandung Dorong KTR dari Lingkungan Terdekat

JABAR EKSPRES – Penambahan lokasi fokus (lokus) dan optimalisasi Kawasan Tanpa Rokok (KTR) masih terus digencarkan Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung. Mulai dari perilaku atau kesadaran masyarakat sampai fasilitas prasarana dinilai sebagai pekerjaan rumah yang belum terselesaikan.

Hal tersebut diakui Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota, Anhar Hadian. Menurutnya masalah itu menjelma jadi tantangan-tantangan dan penghambat KTR dapat mencapai target.

“Masih jauh (target). Masih banyak tantangan. Saya belum bisa menyebutkan angkanya. Tapi masih jauh. Masih lumayan jauh,” ungkap Anhar saat dikonfirmasi Jabar Ekspres, Selasa (29/10).

“Tantangan-tantangan itu berkutatnya masih di masalah tahun lalu. Ini kayak perilaku masyarakat. Perilaku Kesadaran masyarakat yang masih menjadi ditantang juga prasarana,” imbuhnya.

BACA  JUGA: Marak Terminal Bayangan dan Layanan Transportasi Mulai Krisis Kepercayaan dari Publik, Pemkab Bandung Harus Serius

Guna mengantisipasi ketercapaian target tersebut, kata Anhar, sejumlah upaya pun dilakukan Pemkot Bandung. Hal itu dapat digencarkan dari wilayah terdekat. Baik itu lingkungan rumah hingga sekolah.

“Fokus pertama ke rumah. Kalau anaknya masih balita, kan, bisa jadi stunting. Jadi, kita memang baru punya dua RW bebas rokok. RW bebas rokok itu di RW tersebut tidak ada warung menjual rokok,” katanya.

Dia menjelaskan, pihaknya lantas mendorong fokus untuk edukasi warga supaya tidak merokok di dalam rumah. “Kalau mau merokok, merokoklah di luar rumah. Kemudian yang kedua, kami ingin menguatkan di sarana pendidikan,” jelasnya.

Menurut Anhar, hal positif muncul dari gerakan KTR di lingkungan sekolah. Ada kemajuan seperti nihilnya temuan perokok di kawasan tersebut. Setidaknya, angka dari kepatuhan lebih besar dibandingkan lingkungan atau sektor lain.

BACA JUGA: Dorong Kesadaran Pajak, Pemkab Bandung Gelar Sosialisasi Opsen PKB dan BBNKB Tahun 2025

“Kami sudah jarang kali ini menemukan, sudah tidak pernah terberitakan lagi ada guru merokok di dalam kelas. Kami pernah menemukan asbak di ruang guru. Ini juga langsung kami edukasikan, kami sampaikan,” tuturnya.

“Memang kita harus menguatkan kolaborasi. Semua tidak melulu soal anggaran. Kesadaran masing-masing individu. Edukasi tentang bahaya merokok. Hanya memang, ya itu tadi. Perlu kolaborasi pentahelik lah semua pihak,” pungkasnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan