Berawal dari Kelola Tanah Carik, Kini Desa Pasirnanjung Sumedang Dorong Literasi Warga untuk Tingkatkan Ekonomi Digital

Ketimbang membiarkan lahan kosong tak terpakai, lebih baik diolah untuk dorong pemberdayaan dan perekonomian. Berangkat dari kelola anah carik desa, kini berpotensi membuka peluang bagi warga, untuk meningkatkan penghasilan juga mulai beradaptasi dengan digitalisasi.

Yanuar Baswata, Jabar Ekspres

LOKASINYA berada di dataran tinggi, perkebunan hingga hutan masih menghiasi wilayah Desa Pasirnanjung, Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang, Provinsi Jawa Barat.

Nuansa alam di pegunungan masih terasa asri, pemukiman warga yang diselingi pepohonan, seakan tak membuat bosan untuk dilihat, meski saat melintasinya perlu berhati-hati karena akses jalan yang menanjak.

Walaupun akses internet sudah masuk, namun di beberapa titik Desa Pasirnanjung masih terdapat area bank spot, alias tidak terjangkau jaringan telekomunikasi digital.

Kendati demikian, Desa Pasirnanjung enggan mengalami ketertinggalan, sehingga transformasi digital dengan memberikan layanan internet gratis, difasilitasi bagi warga agar dapat mengikuti kemajuan zaman di era modernisasi.

Sekretaris Desa (Sekdes) Pasirnanjung, Dani Supriadi mengatakan, di wilayahnya fasilitas internet gratis hanya dipasang terbatas, belum dilakukan secara menyeluruh.

“Baru di area kantor desa saja, karena pertama untuk kebutuhan perangkat saat melaksanakan tugas, kemudian bagi warga yang butuh jaringan internet pun dibolehkan,” katanya saat ditemui Jabar Ekspres di ruang kerjanya, Senin (28/10).

Dani menerangkan, pihaknya terus berupaya agar warga Desa Pasirnanjung tak mengalami ketertinggalan di tengah kemajuan dan perkembangan digitalisasi.

Diakui, setiap kesempatan serta momentum dimanfaatkan, supaya warga dapat menikmati dan memanfaatkan teknologi informasi, dengan terjangkaunya jaringan internet.

“Sebetulnya kita bertahap untuk menuju digitalisasi. Sekarang kita masih fokus dulu ke pemberdayaan warga, dorong ekonomi lokalnya juga. Supaya tingkat literasi meningkat dan pemahaman terkait digital juga enggak kaget, artinya warga perlahan beradaptasi,” terangnya dengan baju batik lengan panjang bercorak merah-hitam dan celana bahan berwarna arang.

Sambil berbincang, Dani terlihat duduk dan sesekali membetulkan posisi kaca matanya. Dia berujar, sebelum jaringan internet lebih meluas dan dapat diakses di seluruh penjuru desa, dirinya ingin membekali warga pemahaman digital sekaligus meningkatkan literasi.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan