Petani Bandung Barat Keluhkan Sulitnya Mendapat Pupuk Subsidi

JABAR EKSPRES – Petani di Kampung Cikupa, Desa Cilame, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat (KBB) mengeluhkan sulitnya mendapatkan pupuk subsidi.

Selain pupuk, mereka juga mengeluhkan tingginya harga bibit. Padahal pada Oktober ini tengah memasuki masa tanam.

Ade Fatih (30), salah satu petani di Kampung Cikupa, mengatakan hampir seluruh petani di daerah Kecamatan Ngamprah memiliki problem yang sama dalam mendapatkan pupuk yakni kehabisan stok.

“Pupuk sulit, harga bibit tinggi. Para perani mensiasatinya menggunakan pupuk seadanya meskipun kami khawatir berdampak pada sayuran yang kami tanam,” ungkapnya, Senin (21/10/2024).

BACA JUGA:Tanggapi Pembuangan Limbah Batu Bara di KBB, Bey Machmudin Sebut akan Cari Pelakunya

Ade menjelaskan, memasuki masa tanam. Petani tidak boleh menunda masa tanam, pasalnya akan berdampak pada hasil panen yakni terkena penyakit atau hama.

Selain itu, intensitas hujan yang belum merata menambah risiko sayuran yang ditanamnya tidak tumbuh subur. Terlebih di wilayah ini tidak ada irigasi yang mengaliri lahan pertanian. Satu-satunya sumber air untuk menyiram yakni memanfaatkan sumur.

“Sebenarnya kita terpaksa menanam sekarang. Karena tantangannya bukan hanya harga pupuk yang mahal tapi juga sekarang musim hujannya telat. Bahkan di sini belum turun hujan, mungkin satu dua kali kemarin. Tapi gimana kan sudah waktunya musim tanam,” katanya.

Tantangan lainnya, dijelaskan Ade, harga benih sayuran yang tergolong tinggi menambah beban para petani.

BACA JUGA:Mengaku Tak Ikut Campur Pembelian Mobil Mewah, Sandra Dewi: Itu Uang Dia, Saya Tidak Tahu!

Diungkapkan harga benih brokoli per pak Rp125 ribu. Jika bibitnya bagus, setelah ditebar menghasilkan 900 benih. Sekali musim tanam, Ade membutuhkan sedikitnya 4.000 benih untuk lahan seluas 3.000 meter.

“Sekali tanam full ya sampai 13 pak jadi sekitar Rp1 juta, itu untuk benihnya saja. Apalagi dengan cuaca seperti ini kualitas bunga brokolinya belum tentu bagus dan itu mempengaruhi harga jual ke pengepul,” ujarnya.

Bahkan menurutnya jika beli di penjual bibit, harga satu pohonnya mencapai Rp200 jika dikalikan dengan jumlah yang dibutuhkan, minimal Rp1 juta – Rp2 juta. Karena itu ia berharap pemerintah dapat menekan harga bibit untuk membantu para petani.

Di lahan Ade, ada dua jenis komoditas sayuran yang ditanam, yakni brokoli dan kembang kol. Menurutnya hanya dua komoditas itu yang cocok di lahan tersebut.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan