Petani Bandung Barat Keluhkan Sulitnya Mendapat Pupuk Subsidi

Ilustrasi petani di Bandung Barat keluhkan harga bibit mahal dan sulitnya dapatkan pupuk subsidi. Dok Jabar Ekspres
Ilustrasi petani di Bandung Barat keluhkan harga bibit mahal dan sulitnya dapatkan pupuk subsidi. Dok Jabar Ekspres
0 Komentar

JABAR EKSPRES – Petani di Kampung Cikupa, Desa Cilame, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat (KBB) mengeluhkan sulitnya mendapatkan pupuk subsidi.

Selain pupuk, mereka juga mengeluhkan tingginya harga bibit. Padahal pada Oktober ini tengah memasuki masa tanam.

Ade Fatih (30), salah satu petani di Kampung Cikupa, mengatakan hampir seluruh petani di daerah Kecamatan Ngamprah memiliki problem yang sama dalam mendapatkan pupuk yakni kehabisan stok.

Baca Juga:Tanggapi Pembuangan Limbah Batu Bara di KBB, Bey Machmudin Sebut akan Cari PelakunyaMengaku Tak Ikut Campur Pembelian Mobil Mewah, Sandra Dewi: Itu Uang Dia, Saya Tidak Tahu!

Selain itu, intensitas hujan yang belum merata menambah risiko sayuran yang ditanamnya tidak tumbuh subur. Terlebih di wilayah ini tidak ada irigasi yang mengaliri lahan pertanian. Satu-satunya sumber air untuk menyiram yakni memanfaatkan sumur.

“Sebenarnya kita terpaksa menanam sekarang. Karena tantangannya bukan hanya harga pupuk yang mahal tapi juga sekarang musim hujannya telat. Bahkan di sini belum turun hujan, mungkin satu dua kali kemarin. Tapi gimana kan sudah waktunya musim tanam,” katanya.

“Sekali tanam full ya sampai 13 pak jadi sekitar Rp1 juta, itu untuk benihnya saja. Apalagi dengan cuaca seperti ini kualitas bunga brokolinya belum tentu bagus dan itu mempengaruhi harga jual ke pengepul,” ujarnya.

Bahkan menurutnya jika beli di penjual bibit, harga satu pohonnya mencapai Rp200 jika dikalikan dengan jumlah yang dibutuhkan, minimal Rp1 juta – Rp2 juta. Karena itu ia berharap pemerintah dapat menekan harga bibit untuk membantu para petani.

Di lahan Ade, ada dua jenis komoditas sayuran yang ditanam, yakni brokoli dan kembang kol. Menurutnya hanya dua komoditas itu yang cocok di lahan tersebut.

0 Komentar