JABAR EKSPRES – Motif Guru honorer berinisial K (54) yang tega melakukan tindakan pencabulan kepada muridnya berinisial ASA (13) di lingkungan Sekolah Menengah Pertama (SMP) daerah Ibun, Kabupaten Bandung terungkap.
Kasat Reskrim Polresta Bandung, Kompol Oliestha Ageng Wicaksana mengatakan, K tak kuat menahan hawa nafsunya.
“Memang pelaku bahwasanya seperti tidak dapat menahan diri dari hawa nafsunya,” ujar Oliestha saat gelar perkara di Mapolresta Bandung, Soreang, Selasa (15/10).
BACA JUGA: 10 Target Prioritas Operasi Zebra Semeru 2024 Wilayah Polrestabes Surabaya!
Oliestha menjelaskan berdasarkan pengakuan pelaku jika dirinya baru pertama kali melakukan hal tersebut kepada muridnya.
“Spontanitas tiba-tiba si pelaku ini berhasrat ataupun ingin melakukan itu terhadap korban yang pelaku sendiri sudah berkeluarga bahkan beristri,” jelasnya.
Meskipun saat ini pihaknya masih terus melaksanakan pemeriksaan baik terhadap pelaku maupun terhadap saksi-saksi lain kami belum menemukan adanya korban lain.
“Namun kami tidak menutup kemungkinan apabila di kemudian hari ternyata ada informasi lain kami berharap masyarakat dapat segera melaporkan,” katanya.
BACA JUGA: Cegah SARA dan Politik Identitas, Bawaslu Perketat Pengawasan di Media Sosial
Kronologi Kejadian
Selain itu, menurut Olistha jika kejadian tersebut terjadi bulan Juli 2024, namun korban baru melaporkan kejadian tersebut pada tanggal 6 Oktober 2024. Dan pelaku merupakan guru honorer di sekolah tersebut.
“Jadi kronologisnya kejadiannya saat itu pelaku sedang berdiri di dekat masjid yang berbatasan dengan sebuah warung bakso yang dijaga oleh korban. Kemudian korban dipanggil oleh pelaku dan korban pun mendatangi pelaku dengan harapan bahwasanya si pelaku ini akan membeli bakso,” ungkapnya.
Namun begitu sudah berada di lokasi pelaku langsung memeluk korban, mencium, meraba bagian payudara korban kemudian setelah itu tangannya tangan pelaku masuk ke dalam area kewanitaan korban bagian bawah.
BACA JUGA: VIRAL Video Detik-Detik Pemuda Terseret Ombak di Pantai Kedung Tumpang, Bagaimana Kondisinya?
“Saat pelaku sedang melancarkan aksinya korban tidak nyaman kemudian korban memanggil temannya yang sedang melintas,” terangnya.
Kemudian, setelah temannya dipanggil barulah si pelaku melepaskan tangannya dan juga menjauh dari korban sedikit.