JABAR EKSPRES CIMAHI – Dua unit rumah tertimpa ambruknya benteng di Bukit Cibogo Living RT 04 RW 17, Kelurahan Leuwigajah, Kecamatan Cimahi Selatan, Senin (7/10/2024) sekira pukul 08.30 WIB.
Akibatnya, tiga orang anak menjadi korban dalam insiden tersebut. Satu mengalami kebocoran di bagian kepala sementara dua lainnya hanya luka ringan, yang kini telah dievakuasi ke Rumah Sakit Kasih Bunda dan Dustira.
Menurut kesaksian Dimas, salah satu warga yang terdampak, saat kejadian, ia sedang berada di rumah bersama anak dan istrinya yang sedang sakit.
“Saat anak saya tidur di kamar belakang, tiba-tiba terdengar batu jatuh. Lalu saya cek keluar rumah, saya kira jatuh di tempat lain, namun ternyata menimpa rumah saya sendiri,” ujarnya pada awak media di lokasi.
BACA JUGA:Keterlibatan Orang Kepercayaan Gubernur Terkait OTT Kalsel, Modus Praktik Korupsi?
Dimas melanjutkan, saat itu anaknya sedang tidur, sementara kondisi ruang belakang sudah hancur dan anaknya menjadi korban bersama tetangganya.
“Semua tertimpa batu. Evakuasi selama satu jam, sementara anak saya terluka, kepalanya bocor,” jelas Dimas.
Ia juga menyampaikan, hingga kini pihak pengembang Perumahan Madalika yang berada di atas Bukit Cibogo Living belum memberikan respon.
“Saat dihubungi juga belum menjawab. Saya tinggal di sini sudah 3 tahun dan kejadian seperti ini bukan yang pertama, sudah tiga kali sebelumnya yang lain terkena, hingga batunya masuk ke rumah karena ukurannya besar. Ini adalah kejadian paling parah,” terang Dimas.
BACA JUGA:Sempat Lolos dari Maut, Kapolres Boyolali Dinyatakan Meninggal Dunia
Sementara itu, Dimas berharap untuk pindah karena lingkungan di sana sudah tidak aman untuk ditinggali.
“Saya ingin punya rumah seperti yang saya tempati sekarang, tapi untuk kerugian saya belum bisa menaksirkannya,” paparnya.
Selain itu, seorang warga lainnya, Agus, mengatakan bahwa pasca longsor, warga RW 17 Perumahan Bukit Cibogo Living (BCL) menjadi cemas dan khawatir akan terjadi longsor susulan.
“Terlebih lagi, ada bagian benteng Perumahan Mandalika yang masih menggantung. Karena itu, warga meminta agar proyek ini dihentikan,” kata Agus.