JABAR EKSPRES – Pemerintah Kota Cimahi berikan pembinaan bagi 150 peserta calon pengantin dalam program Pembinaan Calon Pengantin One Stop Service (PCPOSS) di Alam Wisata Cimahi (AWC), Jalan Kolonel Masturi KM.4 No.157, Cipageran, Kecamatan Cimahi Utara, Senin (30/9/2024).
Pembinaan ini diselenggarakan oleh Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Cimahi, bekerja sama dengan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Jawa Barat.
Program ini bertujuan untuk mempersiapkan calon pengantin dari segi pemahaman pernikahan dan aspek kesehatan.
Pj Wali Kota Cimahi, Dicky Saromi, menekankan pentingnya kesiapan calon pengantin sebelum memasuki fase pernikahan.
“Sehingga nantinya mereka benar-benar siap menjadi pengantin, yang kemudian, kalau ada proses reproduksi mereka sudah terencana,” ujar Dicky kepada awak media.
BACA JUGA: Prevalensi Angka Kasus Stunting di Kota Bandung Belum Capai Target
Dicky menambahkan bahwa dengan perencanaan yang matang, calon orang tua akan mampu menghasilkan keturunan yang sehat dan berkontribusi pada pencapaian generasi emas 2045.
“DP3AP2KB sudah mengimbau, dan kehadiran mereka di sini menunjukkan kesadaran untuk menjadi calon pengantin yang sehat jasmani dan rohani,” jelasnya.
Ia juga menyebutkan peluncuran program “Kelambi Catin”, kelas bimbingan online bagi calon pengantin.
“Ini adalah inovasi yang mempermudah para calon pengantin untuk mendapatkan pemahaman pra-nikah. Peserta yang hadir hari ini luar biasa, mencapai 150 orang, dan itu bukan hal yang mudah,” ungkap Dicky.
Dicky berharap, dengan adanya program ini, calon pengantin semakin paham dan siap, sehingga mereka dapat membangun keluarga yang bahagia dan melahirkan generasi yang baik.
BACA JUGA: Bagi-Bagi Saldo DANA Gratis Hari Ini, Ini LINK KAGET yang Bisa di Klaim!
Sementara itu, Kepala DP3AP2KB Kota Cimahi, Fitriani Manan, menyoroti pentingnya intervensi pada calon pengantin sebagai langkah preventif untuk mencegah kelahiran bayi stunting, terutama bagi mereka yang berasal dari keluarga berisiko stunting.
Menurutnya, kesehatan calon ibu sangat berpengaruh pada kesehatan anak yang akan dilahirkan.
“Bukan hanya pengetahuan terkait pernikahan, tetapi juga pembinaan ketahanan keluarga, pengaturan jarak kehamilan, parenting atau cara pengasuhan anak, serta penyakit yang berhubungan dengan organ reproduksi,” ungkap Fitriani.