Petani Bogor Inisiasi Demplot Kedelai Organik, Tingkatkan Kesejahteraan dan Ketahanan Pangan

JABAR EKSPRES – Petani yang tergabung dalam Koperasi Produsen Anugerah Bumi Hijau (Koprabuh) Kabupaten Bogor menciptakan demplot kacang kedelai organik seluas 1 hektar.

Demplot kacang kedelai itu berlokasi di Jalan Lebak Wangi, Kampung Cikalang RT 4/6, Desa Caringin, Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor.

Aksi tanam perdana mereka dimulai pada Minggu, (29/9), sedangkan jenis komoditas yang ditanam yakni kacang kedelai putih, kacang kedelai hitam, padi trisaksi, dan kacang koro.

BACA JUGA: Cabup Dadang Supriatna Siap Bereskan Semua Persoalan Perumahan di Kabupaten Bandung

Ketua Koprabuh Kabupaten Bogor Saprudin menyampaikan, selain memulai penanaman bibit kacang kedelai, mereka juta membagikan bibit kacang koro kepada puluhan anggotanya.

“Sistem pengelolaan demplot ini lebih kepada kekeluargaan dan kebersamaan sesuai semangat koperasi, serta mengadopsi teknik gotong royong sebagaimana ditetapkan nenek moyang,” ujarnya.

Dijelaskannya, Koprabuh lebih memilih komoditas kacang kedelai karena merupakan kebutuhan pokok masyarakat serta stoknya yang masih masih sulit sehingga masih banyak impor.

BACA JUGA: Siap Sosialisasi ke Simpul RT, Dandan Kukuhkan Relawan Badar Well Asik Bandung Timur

“Padahal kualitas kacang kedelai lokal lebih baik. Kalau produk impor kebanyakan hasil rekayasa genetik yang kuatir berdampak buruk terhadap kesehatan. Di luar negeri biasanya digunakan untuk pakan ternak,” tambahnya.

Saprudin menambahkan, budidaya kacang kedelai sangat berpotensi secara ekonomi untuk meningkatkan kesejahteraan petani.

“Saat ini harga kacang kedelai organik kurang lebih Rp25.000. Pemasarannya juga relatif mudah, anggota bisa jual ke pasar bebas atau ke Koprabuh,” tukasnya.

BACA JUGA: Serunya Nobar MotoGP Mandalika 2024 Bersama Komunitas Honda di Bandung

Sementara itu, Anggota Koprabuh Kabupaten Bogor, Sihol Rollo Tambunan, mengungkapkan, sejak awal ditanam kacang kedelai baru bisa dipanen tiga bulan kemudian.

Kendati begitu, untuk penanaman di lahan seluas 1 hektar kurang lebih secara kuantitas panen diperkirakan mencapai 4 ton.

“Perawatannya juga tidak sulit. Kami lebih menggunakan pupuk KOHE atau pupuk kandang yang difermentasi,” kata dia.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan