JABAR EKSPRES – Komisi Pemilihan Umum (KPU) sebagai lembaga yang bertanggung jawab atas penyelenggaraan pemilihan umum di Indonesia, memiliki tugas utama untuk memastikan bahwa masyarakat memahami proses pemilu, termasuk waktu dan lokasi pencoblosan.
Namun, hasil survei terbaru yang dilaksanakan oleh Lembaga Studi Visi Nusantara (LS-Vinus) menunjukkan bahwa sosialisasi yang dilakukan oleh KPU Kota Banjar dinilai kurang efektif, dengan banyak responden yang mengaku tidak mengetahui kapan waktu pencoblosan Pilkada tahun 2024 akan dilaksanakan. Hal ini menimbulkan kekhawatiran akan partisipasi masyarakat dalam pemilu mendatang.
“Faktanya, berdasarkan survei yang dilakukan pada tanggal 13, 14, 15 September 2024, ditemukan data mengejutkan bahwa dari 400 responden, sebanyak 86,50 persen tidak mengetahui kapan waktu pencoblosan akan dilaksanakan. Hanya 13,50 persen responden yang mengetahui. Hal ini menunjukkan adanya kesenjangan informasi yang signifikan antara KPU Kota Banjar dan masyarakat,” ucap Yusfitriadi, Analis Hasil Survei sekaligus Pendiri LS-Vinus, 23 September 2024.
BACA JUGA: Cara Cek Penerima BPNT September 2024 dengan Mudah
Hasil analisisnya, berdasarkan hasil survei tersebut, dapat disimpulkan bahwa KPU perlu mengevaluasi strategi sosialisasi yang selama ini diterapkan.
Sosialisasi yang dilakukan oleh KPU Kota Banjar saat ini menunjukkan hasil yang kurang memuaskan, dengan banyak responden survei yang tidak mengetahui waktu pencoblosan.
“Oleh karena itu, KPU perlu melakukan evaluasi dan perbaikan terhadap strategi sosialisasi yang ada. Dengan langkah-langkah yang tepat, diharapkan partisipasi masyarakat dalam pemilu dapat meningkat, sehingga proses demokrasi di Indonesia dapat berjalan dengan baik,” kata dia.
BACA JUGA: 22 Rekomendasi Tempat Nobar Persib Vs Persija 2024 di Bandung
Padahal, berdasarkan hasil survei yang sama, antusias responden untuk datang ke TPS cukup tinggi. Hasil survei terhadap 400 responden yang tersebar di berbagai tingkat RT di empat kecamatan di Kota Banjar menunjukkan, 99,5 persen antusias untuk datang ke TPS dalam tahapan pungut hitung Pilkada Banjar 2024.
“Sementara sebesar 0,5 persen tidak antusias datang ke TPS,” katanya.
Kondisi ini menegaskan bahwa meskipun masyarakat memiliki keinginan yang tinggi untuk berpartisipasi dalam pemilu, kurangnya informasi yang memadai dapat menghambat partisipasi tersebut.