Pengangguran Capai 7,2 Juta Orang, Mayoritas Lulusan SMA dan SMK

JABAREKSPRES – Berdasarkan data Badan Pusat Statistik ( BPS ), hingga Februari 2024, jumlah pengangguran di Indonesia mencapai 7,2 juta orang. Mayoritas dari mereka adalah lulusan SMK dan SMA.

Pelaksana Tugas Kepala BPS Amalia Widyawati mengatakan, mayoritas penduduk yang bekerja adalah lulusan SD ke bawah, diikuti oleh lulusan SMA dan SMP.

Menurutnya, dari total 142,18 juta penduduk yang bekerja, sekitar 36,54 persen memiliki pendidikan SD ke bawah.

‘’Angkatan kerja dengan pendidikan SD ini jadi mayoritas di pasar kerja Indonesia,” ujar Amalia, dikutip Jabareskpres.com, (16/09/2024).

Amelia menjelasakan, sebanyak 214 juta penduduk usia kerja di Indonesia, 149,38 juta orang masuk dalam angkatan kerja.

Akan tetapi hanya 142,18 juta orang yang terserap di pasar kerja, sementara 7,2 juta orang masih belum mendapaykan pekerjaan alias pengguran.

Tingginya tingkat pengangguran dikarenakan masih sedikitnya peluang pekerjaan yang ada. Sehingga tidak semua terserap.

Amelia mengatakan, berdasarkan data BPS menyebutkan jumlah pengangguran tertinggi masih didominasi oleh lulusan SMK.

‘’Jumlahnya ini mencapai 8,62 persen, diikuti oleh lulusan SMA dengan 6,73 persen,’’ujarnya.

Sementara itu, pengguran yang berasal dari lulusan Diploma IV, S1, S2, S3 sebanyak 5,63 persen. Sedangkan pengguran lukusan SD tercatat 2,38 persen. Sedangkan lulusan SMP 4,28 persen dan lulusan Diploma I/II/III sebanyak 4,87 persen.

Amelia menuturkan, angka pengangguran ini tercatat tinggi  jika dibandingkan dengan Februari 2020 yang mencapai 6,93 juta atau 4,94 persen.

Sedangkan pada Februari 2023, jumlah pengangguran mencapai 7,99 juta orang.

‘’Kemudian angkanya turun menjadi 7,86 juta pada Agustus 2023,’’ ujar Amelia.

Sementara itu, Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat Herman Suryatman mengatakan, Disnakertran harus bergerak lebih progresif lagi dalam menekan angka pengangguran baik provinsi maupun kabupaten dan kota.

‘’Ini harus untuk bergerak progresif dan bahu-membahu menekan angka pengangguran,’’ ujar Herman ketika memimpin Rapat Koordinasi (Rakor) belum lama ini.

Dia mengatakan, berdasarkan data per Februari 2024 angka pengangguran tebuka di Jawa Barat mencapai 6,91 persen.

Herman menargetkan, angka tingkat pengangguran terbuka harus ditekan dengan target progresif menjadi 5,19 pada 2024 ini.

‘’Jadi arget progresif Disnakertrans Jawa Barat ini, untuk mengakselerasi untuk mencapai indikator makro pembangunan di Jabar yang tercantum Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) 2005-2025,’’ tutup Herman. (san/yan).

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan