JABAR EKSPRES – Transportasi publik massal yang tersedia bagi warga Kota Bandung dinilai belum memadai. Masih ada sejumlah catatan yang harus diperbaiki perihal ketersediaan moda transportasi tersebut. Mulai dari akses hingga keterjangkauan menjadi diantara masalahnya.
Hal tersebut bahkan dapat dikatakan menjadi akar masalah perselisihan antara ojek online (ojol) dan ojek pangkalan, beberapa waktu lalu di wilayah Pasir Impun, Kota Bandung. Itu merupakan buah dari transportasi publik yang belum memadai bagi masyarakat.
Anggota DPRD Kota Bandung, Yoel Yoshapat membenarkan apabila dikerucut lebih jauh, perselisihan bermula lantaran ada kesalahpahaman para penyedia jasa transportasi.
BACA JUGA: Gadis 12 Tahun di Cimahi Jadi Korban Rudapaksa Tetangga, Pelaku Masih Buron
Menurutnya, akar masalah bisa berhubungan dengan keterbatasan transportasi alternatif. “Betul sekali (akar masalah). Ini menjadi pekerjaan rumah yang harus dibenahi Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung dari tahun ke tahun,” ungkap Yoel kepada Jabar Ekspres, baru-baru ini.
Lantas Yoel mendorong Pemkot Bandung dalam hal integrasi moda transportasi publik. Pasalnya pekerjaan rumah menahun tersebut belum juga tampak dibenahi selama ini. Perselisihan antara ojol dan opang pun jadi pengingat.
“Pemkot harus bisa menghadirkan transportasi yang memadai. Adapun angkot, bus dan lainnya bisa didorong bisa terintegrasi se-Kota Bandung,” jelasnya.
BACA JUGA: Dalam Dua Pekan, Bandung Barat Dilanda 3 Bencana
Selain itu, akhir damai dari perselisihan antara ojol dan opang di Pasir Impun mesti jadi sorotan pemangku kebijakan. Dirinya juga mendorong pemerintah lakukan juga pemetaan wilayah konflik.
“Pemkot bisa mulai memetakan wilayah-wilayah rawan konflik opang dan ojol. Kedepannya konflik-konflik seperti ini bisa dihindari,” pungkasnya.