JABAR EKSPRES – Tahun 2025 Pegawai Negeri Sipil (PNS) akan mendapat kenaikan gaji. Hal ini menjadi periode pertama pemerintahan Presiden Terpilih Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.
Sejumlah kebijakan baru akan diluncurkan, termasuk bagi Aparatur Sipil Negara (ASN), khususnya Pegawai Negeri Sipil (PNS).
Baca juga : Jangan Sampai Salah! Ini Link Resmi Pendaftaran CPNS 2024 yang Dibuka Sebentar Lagi
Rencana ini tercermin dalam Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEM PPKF) 2025, yang menjadi landasan sebelum diajukannya Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2025.
Lantas, apa saja kebijakan yang akan diterapkan bagi ASN pada 2025?
Kebijakan Belanja Pegawai di Tahun 2025
Pemerintah berkomitmen untuk melanjutkan reformasi birokrasi dan beradaptasi dengan pola kerja baru yang memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) guna meningkatkan produktivitas.
Arah kebijakan belanja pegawai pada tahun 2025 akan difokuskan pada empat tujuan utama:
- Meningkatkan Efektivitas dan Efisiensi Birokrasi: Reformasi fiskal akan dilakukan melalui penguatan manajemen ASN, digitalisasi birokrasi dan layanan publik, serta adaptasi flexible working arrangement.
- Meningkatkan Kualitas Belanja Pegawai: Tetap menjaga daya beli dan konsumsi aparatur negara, melalui pemberian THR, gaji/pensiun ke-13, dan penyesuaian gaji ASN.
- Reformasi Sistem Jaminan Pensiun: Melakukan reformasi terhadap sistem jaminan pensiun dan jaminan hari tua untuk PNS.
- Mewujudkan Birokrasi yang Profesional: Menuntaskan implementasi reformasi birokrasi untuk menciptakan birokrasi dan layanan publik yang berkualitas, profesional, dan berintegritas.
Selain itu, belanja pegawai juga akan mempertimbangkan kebutuhan pegawai baru dengan menerapkan kebijakan zero growth untuk pegawai non tenaga pendidikan dan non tenaga kesehatan, serta mendorong pemerataan tenaga pendidikan dan kesehatan.
Reformasi Gaji dan Pensiun ASN
Reformasi gaji dan pensiun ASN masih menjadi agenda utama yang perlu diselesaikan pada tahun 2025.
Pemerintah menyadari bahwa reformasi ini berpotensi menyebabkan kenaikan belanja pegawai dalam jangka pendek.
Namun, reformasi ini dianggap penting untuk meningkatkan kesejahteraan ASN.
Pemerintah juga mengidentifikasi sejumlah tantangan dalam pelayanan publik, antara lain profesionalitas ASN yang belum optimal dan tumpang tindih tugas serta fungsi antarlembaga pemerintah pusat.