JABAR EKSPRES – Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan resmi menaikan harga Minyakita. Saat ini, harga Minyakita menjadi Rp15.700 per liter dari semula Rp14.000 per liter.
Kenaikan harga eceran tertinggi (HET) pada minyak goreng bersubsidi menjadi Rp15.700 per liter itupun dikeluhkan oleh sejumlah warga di Kabupaten Bandung Barat (KBB). Terutama para pedagang dan ibu rumah tangga.
Salah seorang pedagang gorengan Neli (49) warga Padalarang menyebut, keputusan Zulkifli menaikan HET Minyakita dianggap menyulitkan masyarakat kecil.
Baca Juga:Edukasi Bahaya Rokok Ilegal di Cimahi, Satpol PP dan Damkar Sosialisasikan IniMusabaqah Tilawatil Qur’an, Kecamatan Cibinong Bogor Siap Mempertahankan Juara
“Sekarang di pasar harganya sudah Rp15.000 per liter, ini pasti bakal naik lagi. Kami kesulitan kalau harga minyak goreng subsidi naik terus,” ujar Neli kepada wartawan, Jumat (19/7/2024).
Dia mengatakan, harga MinyaKita di pasar saat ini terus naik. Apalagi jika minyak subsidi tersebut dijual di warung kelontongan harnya mencapai Rp16.000 per liter. Sementara untuk kemasan 2 liter dihargai Rp 32 ribu.
“Di warung lebih mahal, kalau naik terus terpaksa saya juga harus mengurangi porsi penjualan,” katanya.
Neli mengaku sudah lama menggunakan Minyakita. Sebelum ada produk ini, dia hanya menggunakan minyak goreng eceran. Namun hal itu membuat kualitas gorengan jelek.
“Sebagai pedagang bukan cuma nyari untung tapi gimana caranya agar konsumen pun nyaman. Saya milih Minyakita karena murah, tapi sekarang naik,” imbuhnya.
Senada dikatakan Iyas (38), kebijakan pemerintah mengeluarkan prodak bersubsidi untuk meringankan beban masyarakat. Namun di sisi lain, mereka menaikan harga pokok yang menjadi kebutuhan utama masyarakat.
“Sama sekali enggak membantu. Sekarang mengeluarkan prodak subsidi, tapi dinaikan juga. Sama saja seperti minyak goreng non subsidi,” jelasnya.
Baca Juga:Hancurkan TPS, Lahan Parkir Kendaraan di Pasar Jambu Dua Bogor DiperluasBanyak Kendaraan Dinas Nunggak Pajak di Kota Banjar, Apa Tanggapan BBWS Citanduy?
Menurut dia, ibu-ibu cenderung berurusan dengan bahan pokok. Jika harga bahan pokok naik, itu sangat berdampak. Terutama bagi mereka yang berdagang. Karena harga MinyaKita yang naik akan berdampak ke harga dagangannya.
“Kami aja ibu rumah tangga udah kewalahan sama harga kebutuhan pokok yang tiba-tiba naik. Apalagi bagi mereka yang berdagang, ini kan pasti akan berdampak,” tandasnya.
Diberitakan sebelumnya, sejumlah pedagang di Pasar Tradisional Tagog Padalarang sudah mulai menaikan harga Minyakita menjadi Rp15.000 per liter.
