Firman menambahkan, isu kerenggangan Dadang Supriatna dengan Sahrul Gunawan yang saat ini masih menjabat sudah bukan isu di kalangan politisi, namun sudah menjadi konsumsi publik sejak lama.
BACA JUGA:Ini Alasan BI Pertahankan Suku Bunga BI-Rate 6,25 Persen
“Nah, ini yang menurut saya yang menjadi problem kalau kemudian figur artis hanya dipandang penting dari sisi elektoral nya. Padahal kan, harusnya juga dibicarakan tidak saat pemenangan tapi pasca juga harus dibicarakan bagaimana mereka nanti dalam tata kelola pemerintahan,” tambahnya.
“Kita lihat juga contoh kasus mundurnya artis Luki Hakim yang menjadi wakil Bupati di Indramayu karena adanya kasus konflik pasangan dengan kepala daerah,” lanjutnya.
Meski begitu, Firman menyebut pada Pilkada 2024 dirinya melihat head to head antara Dadang dan Sahrul patut dikaji. Karena keduanya sama sama memanfaatkan elektoral selebritasnya.
“Jika memang kemungkinan terjadi pastinya akan menarik. Meski memang perlu diuji karena juga ada kemungkinan nanti akan head to head dengan Sahrul Gunawan yang maju lewat Golkar, justru ini yang menarik, tetapi memang kalau kita lihat itu dampaknya, ini yang perlu diperhitungkan karena biasanya teman-teman figur artis itu, dipandang penting dalam konteks elektoral saja,” tambahnya.
BACA JUGA:Dalami Kasus Pembakaran Rumah Wartawan di Karo, Berikut Jadwal Rekonstruksinya
Selain itu, pasca pemilihan juga harus kembali dilihat lantaran pola komunikasi yang dibangun antara Kepala Daerah harus bisa menyatukan keduanya.
“Nah setelah menang, kalau kemudian tidak dilibatkan, dan itu yang terjadi di Kabupaten Bandung, kenapa Kang Dadang dan Sahrul pecah kan itu salah satu problem. Apalagi kasus wakil Bupati Indramayu Luki Hakim yang ekstrim langsung mundur, karena merasa tidak dilibatkan,” terang Firman.
Selain itu, fenomena artis yang terjun ke politik khususnya di Kabupaten Bandung lantaran adanya segmen pemilih yang melihat popularitas.
Sehingga kudu Dadang Supriatna melihat pola segemen popularitas masih dimainkan untuk meraih ceruk suara.
“Kita bisa lihat adanya segmen pemilih yang tertarik memilih karena popularitas si calon, itu kan sudah terbukti di pemilihan Bupati sebelumnya dimana Kang Dadang berpasangan dengan Kang Sahrul, kalau saya melihat pola itu yang akan diulang pada Pilkada sekarang,” katanya.