Pj Bupati Sumedang Ajak APINDO Hapuskan Kemiskinan Ekstrem

Pejabat (Pj) Bupati Sumedang, Yudia Ramli (baju batik kiri) saat ditemui di Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang. (Yanuar/Jabar Ekspres)
Pejabat (Pj) Bupati Sumedang, Yudia Ramli (baju batik kiri) saat ditemui di Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang. (Yanuar/Jabar Ekspres)
0 Komentar

JABAR EKSPRES – Kemiskinan ekstrem di wilayah Kabupaten Sumedang, Provinsi Jawa Barat masih menjadi perhatian, khususnya oleh pemerintah dalam upaya pengentasannya.

Kecamatan Cimanggung bahkan diidentifikasi, sebagai daerah dengan jumlah masyarakat miskin ekstrem terbanyak di wilayah Kabupaten Sumedang.

Menanggapi hal tersebut, Pj Bupati Sumedang, Yudia Ramli mengatakan, pentingnya keterlibatan semua lini, termasuk peran para swasta yang beroperasi di wilayahnya, agar berkontribusi mengatasi masalah miskin ekstrem.

Baca Juga:Politisi Golkar Sulhajji Jompa Dukung Rudy Susmanto: Strategi Besar Menuju Pilkada Bogor 2024Mulai Bahas KUA-PPAS 2025, DPRD Kota Bogor Prioritaskan Anggaran Sesuai Kebutuhan Masyarakat

“Kita melibatkan semua lini termasuk APINDO (Asosiasi Pengusaha Indonesia), karena Pemkab (Pemerintah Kabupaten) Sumedang dalam mengentaskan (miskin ekstrem) tidak bisa sendiri,” katanya saat ditemui di Kecamatan Cimanggung belum lama ini.

Ramli menjelaskan, Pemkab Sumedang saat ini tengah berupaya maksimal mengentaskan kemiskinan ekstrem.

“Bahkan 2024 ditargetkan ‘zero miskin ekstrem’ melalui kerjasama dari berbagai pihak, termasuk APINDO,” jelasnya.

“Salah satu perusahaan yang dilibatkan adalah PT Yakjin Jaya Indonesia (YJI), yang berlokasi di Desa Sindangpakuon, Kecamatan Cimanggung,” lanjut Ramli.

Merujuk data dari Badan Pusat Statistik (BPS), untuk wilayah Kabupaten Sumedang terkait presentase miskin ekstrem, mengalami perubahan terhitung sejak tiga tahun ke belakang.

Presentase Penduduk Miskin di Sumedang
–  Pada 2021 ada di angka 10,71 persen
–  Pada 2022 ada di angka 10,14 persen
–  Pada 2023 ada di angka 9,36 persen

Melansir akun web sumedangkab.go.id, apabila melihat dari persentase masyarakat yang hidup di bawah garis kemiskinan tersebut, dicatat juga kemiskinan ekstrem atau masyarakat yang paling rendah tingkatan kesmiskinannya.

Baca Juga:PPDB 2024: Disdik Jabar Temukan 51 Siswa Baru di Depok Lakukan Pencucian RaporSudarsono-Bambang Hidayah Kian Mesra, Golkar Gerindra Berkoalisi di Pilkada Banjar?

Perbedaan dua tingkatan klasifikasi itu BPS menggunakan garis kesmiskinan yang di dapat dari hasil Survey Ekonomi Nasional (Susenas) yang dilakukan setiap bulan Maret setiap tahunnya.
Garis kemiskinan untuk 2023 di Kabupaten Sumedang sebesar Rp396.573,- per kapita/bulan. Sedangkan garis kemiskinan ekstrem adalah Rp260.569,- per kapita/bulan.

Hasil Susenas BPS kemiskinan ekstrem Kabupaten Sumedang pada 2023, adalah 6.370 orang (0,53 persen), jauh berkurang dari 2022 yang mencapai 36.820 orang (3,11 persen).

0 Komentar