JABAREKSPRES – Setelah Partai Golkar kalah dalam Pilkada 2021 lalu, perebutan kursi Bupati di Kabupaten Bandung diprediksi akan berlangsung menarik.
Shahrul Gunawan yang kini sudah menjadi kader Partai Golkar menyatakan mendapat surat tugas untuk maju pada Pilkada nanti.
Meski begitu, dalam keputusannya nanti, DPP Partai Golkar akan memberikan rekomendasi yang ditunjuk langsung oleh Ketua Partai.
Dalam perjalannya sebagai Wakil Bupati Kabupaten Bandung, nama Sharul Gunawan nyaris tidak terdengar. Bahkan dibeberapa media publikasi pemerintah hanya foto Dadang Supriatna saja yang tampak.
Kondisi ini sudah berlangsung sejak lama. Keduanya seperti sudah tidak lagi ’mesrah’ seperti masa kampanye pada Pilkada 2021 lalu.
Sahrul Gunawan digadang-gadang akan menjadi pesaing berat Dadang Supriatna. Kepopuleran nama sebagai seorang artis, dipastikan akan mendongkrak elektabilitas Sahrul.
Untuk meredam hasrat Sahrul menguasai kursi Bupati, Dadang Supriatna sepertinya tengah merancang strategi untuk mencari calon wakil bupati yang didatangkan dari kalangan artis.
Menanggapi hal ini, Pengamat politik dari Unpad Bandung Firman Manan memprediksi, pertarungan antara Dadang Supriatna dala Pilkada Kabupaten Bandung akan sengit.
Dilihat dari potensinya, keduanya sangat memungkinkan dan berhasrat merebut kursi Bupati dalam Pilkada nanti.
‘’Partai Golkar yang dulu sempat berkuasa, pasti menginginkan kadernya kembali merebut kekuasaan kembali,’’ ujar Firman Manan.
Peluang untuk maju sangat besar. Jika ini terjadi maka Dua partai politik besar di Kabupaten Bandung yakni Golkar dan PKB akan bertarung habis-habisan.
Firman menilai, salah satu kunci varibel jika Dadang Supriarna ingin memenangkan kembali dalam Pilkada maka harus cermat dalam memilih pasangannya.
“Ini Variabel penting spakah Kang DS ( Dadang Supriatna, red) akan melakukan pola yang sama seperti tahun 2020 lalu atau akan mengambil tokoh dari kalangan birokrat,’’tanya Firman.
Menurutnya, sosok wakil yang akan dipinang oleh Dadang Supriatna harus memberikan keuntungan dari berbagai sisi. Baik itu basis masa, basis pemilih, maupun dukungan logistik yang memadai.
‘’Jadi pendapinya nanti tidak cukup dengan popularitas saja, tapi juga kemampuan logistik,’’ tutup Firman Manan. (yan).
