JABAR EKSPRES – Operator seluler terkemuka asal Amerika Serikat, AT&T, mengumumkan bahwa mereka menjadi korban retas besar-besaran yang menyebabkan kebocoran data dari sekitar 110 juta pelanggan.
Kejadian ini tidak hanya berdampak pada pelanggan AT&T, tetapi juga mempengaruhi pelanggan operator seluler lain yang menggunakan jaringan AT&T.
Baca juga : Jangan Abaikan! Ini 5 Jenis File yang Harus Segera Dihapus dari HP Android
AT&T baru menyadari adanya kebocoran data ini pada 19 April 2024. Namun, data pelanggan ternyata sudah diakses oleh peretas pada tiga kesempatan berbeda, yaitu pada 1 Mei 2022, 31 Oktober 2022, dan 2 Januari 2023.
Informasi yang bocor meliputi nomor telepon, jumlah panggilan telepon dan SMS, durasi panggilan, serta nomor tower ID.
Menurut pernyataan AT&T, meskipun data yang bocor tidak mencakup konten panggilan telepon atau pesan SMS, informasi yang tersebar masih sangat sensitif.
Data tersebut termasuk metadata yang mencakup nomor yang melakukan dan menerima panggilan atau SMS, serta durasi dari setiap panggilan.
Selain itu, beberapa catatan juga mengandung informasi nomor BTS (Base Transceiver Station) yang dapat digunakan untuk memperkirakan lokasi panggilan dan SMS.
Kebocoran data ini tidak hanya memengaruhi pelanggan AT&T, tetapi juga pelanggan operator seluler lain yang menggunakan jaringan AT&T.
Meski AT&T berkomitmen untuk menginformasikan pengguna yang terdampak, nasib pelanggan dari operator lain yang menggunakan jaringan AT&T masih belum jelas.
Menariknya, kebocoran data AT&T ini berkaitan dengan peretasan terhadap Snowflake, penyedia layanan cloud data yang digunakan oleh AT&T dan banyak perusahaan lainnya.
Snowflake juga menjadi korban peretasan, di mana data yang disimpan di server cloud mereka bocor akibat tidak diaktifkannya sistem multi-factor authentication (MFA).
Peneliti keamanan siber dari Mandiant mengungkapkan bahwa peretasan ini dilakukan oleh sindikat kejahatan siber yang dikenal dengan nama UNC5537.
Anggota sindikat ini tersebar di Amerika Utara dan Turki. Untuk mengatasi kebocoran ini, AT&T bekerja sama dengan penegak hukum untuk menangkap para pelaku.