JABAR EKSPRES – Bupati Bandung Dadang Supriatna menanggapi hasil penelitian Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang menyebut adanya kandungan paracetamol di Sungai Citarum.
Dadang mengaku baru mengetahui hasil penelitian tersebut dan berencana untuk mendiskusikannya dengan Satuan Tugas (Satgas) Citarum Harum.
“Kalau pendapat saya dari hasil penelitian BRIN tentang sungai Citarum mengandung paracetamol itu saya baru mendengar. Tentunya ini kita akan sampaikan dan akan dibahas dengan satgas sungai Citarum. Dari faktor apa bisa terjadinya seperti itu,” ujar Dadang di Soreang, Jumat (12/7).
Menurutnya, Satgas Citarum Harum saat ini telah berupaya melakukan penanganan sungai dengan pendekatan biologis, menggantikan metode kimia yang sebelumnya digunakan.
“Yang saya tahu saat ini Satgas Citarum Harum telah berupaya membuat semacam bukan lagi kimia, tapi biologi. Ini sudah disebar,” jelasnya.
Nantinya jika hasil penelitian BRIN tersebut valid, maka akan menjadi perhatian serius bagi Satgas Citarum Harum.
BACA JUGA: Bukti Cara Kerja Aplikasi XFA AI Penipuan dengan Skema Ponzi
“Kalau misalnya masih ada penelitian seperti itu, akan saya sampaikan ke satgas. Tentu dari BRIN juga harus menyampaikan secara resmi. Sehingga kami dan satgas Citarum ini bisa mencarikan langkah-langkah,” tegasnya.
Lebih lanjut, Dadang menyoroti perbedaan kondisi air di hulu dan hilir Sungai Citarum.
“Padahal kalau kita melihat di hulu (Situ Cisanti) ini bening kondisinya. Tidak ada istilah terpapar apapun. Tapi kalau sudah ke hilir, saya kira kan mungkin ada terpengaruh dari sampah, atau ada yang membuang obat kimia atau limbah ke sungai, ini kan perlu dikaji atau diteliti,” tambah Dadang.
BACA JUGA: 2 Jam Rilis Langsung Tembus 1 Juta Viewer, Ini Lirik Lagu ENHYPEN ‘XO (Only If You Say Yes)
Sebelumnya, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mendeteksi kontaminasi bahan aktif obat atau APIs di Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum Hulu, Jawa Barat.
Peneliti Kelompok Riset Ekotoksikologi Perairan Darat, Pusat Riset Limnologi dan Sumber Daya Air BRIN Rosetyati Retno Utami mengatakan penelitian dilakukan dengan penghitungan banyak aspek.