JABAR EKSPRES – Bank Dunia dalam waktu dekat bakal menggelontorkan dana pinjaman senilai Rp1,8 triliun bagi perbaikan transportasi di Kota Bandung dan Medan.
Menurut Menhub, Budi Karya Sumadi, saat ini pihaknya tengah mengevaluasi rencana dana pinjaman tersebut.
Menanggapi itu, Pengamat Transportasi Publik, Djoko Setijowarno menilai Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung menyiapkan rencana jangka panjang yang matang terlebih dahulu. Supaya program untuk perbaikan transportasi umum bisa berjalan lancar dan optimal.
BACA JUGA: Susno Duadji Apresiasi Hakim Eman Sulaeman: “Keadilan Tegak di Sidang Praperadilan Pegi”
“Jelas Pemerintah Kota Bandung itu harus benar-benar lima tahun ke depan memikirkan masalah transportasi umum. Kalau tidak itu macetnya bakal berkepanjangan. Nanti malah warga luar kota menghindari Bandung karena macet,” ungkap Djoko kepada Jabar Ekspres, Rabu (10/7).
Dia menjelaskan, terlebih lagi sejumlah rencana perbaikan transportasi yang dilakukan pemkot sejauh ini tidak sesuai harapan. Padahal menurutnya, perkembangan laju ekonomi suatu kota bisa terdampak landai apabila transportasi umum sama sekali tidak diperhatikan.
“Buruknya layanan angkutan umum dapat mempengaruhi angka inflasi. Jadi, tidak sekedar berdampak pada kemacetan, polusi udara, angka kecelakaan. Lebih dari itu,” jelas Djoko.
BACA JUGA: Soal Kemungkinan Pegi Setiawan Kembali Jadi Tersangka, Tony RM: Silahkan Saja Kalau Bisa!
“Ya dia (pemkot) tidak bisa tidak. Mereka itu harus bangun. Bangun (perbaikan transportasi). Kalau enggak ya nanti terlambat saja seperti Jakarta dan susah itu,” sambungnya.
Dirinya lantas menyinggung terkait keseriusan pemkot mengenai progres moda transportasi sebelumnya.
Kota Bandung, menurutnya sejak 21 Desember 2021 ada Program Pembelian Layanan yang diselenggarakan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat. Ada 5 koridor (212 km) bernama Trans Metro Pasundan.
BACA JUGA: Ukir Sejarah! U-14 Kota Bogor Juara Kejurda PSSI Jabar
“Ini sudah tahun ketiga. Artinya, pendekatan Bandung harus belajar mengawal (progres) transportasi (umum). Masa kalah sama Semarang, sama Surabaya, sama Jogja. (Transportasi umum jelek) bisa bikin kota terjadi gak menarik,” pungkasnya.