Intip Produksi UMKM Ecoprint Kota Bandung, Ramah Lingkungan dan Hasilkan Produk Bernilai Jual Tinggi

JABAR EKSPRES, BANDUNG – Ecoprint kian mempesona. Teknik pewarnaan yang memanfaatkan bahan alami itu bukan sekedar kampanye ramah lingkungan, tapi bisa menghasilkan produk bernilai jual tinggi.

Seperti produk-produk Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) T&T Pernique Craft. Salah satu UMKM di Kota Bandung besutan Teti Herlina.

Teti tinggal di salah satu perumahan di Kota Bandung. Rumahnya cukup mencolok karena nampak asri dan rindang. Berbagai jenis tumbuhan nampak subur di halaman rumah ibu rumah tangga itu. Di antaranya, kenikir, eucalyptus, jarak, hingga red panama. Jenisnya ada puluhan.

BACA JUGA: Memperkuat Pemahaman Pancasila di Kalangan Content Creator: “For Your Pancasila”

Aneka flora itu sengaja ditanam bukan sekedar untuk hobi berkebun atau kepentingan penghijauan lingkungan. Tapi, itu adalah stok bahan untuk memproduksi kain maupun kulit dengan teknik ecoprint yang digelutinnya.

Teti menceritakan, dirinya mulai menggeluti teknik pewarnaan ramah lingkungan itu sejak 2018 lalu. Mulanya, ia ikut pelatihan yang dilaksanakan Pemerintah Kota (Pemkot) seputar pewarnaan alami. “Di situ dikenalkan tentang ecoprint,” katanya, Kamis (27/6).

Teti terpesona dengan keindahan warna dari dedaunan hasil ecoprint itu. Iapun kemudian aktif mengikuti berbagai pelatihan tentang ecoprint. Hingga kini menjadi salah satu mentor rujukan dalam memproduksi ecoprint di Kota Bandung.

BACA JUGA: PLN Icon Plus bersama Diskominfo Kabupaten Subang Berkolaborasi Melakukan Pembenahan dan Penataan Kabel Fiber Optik

Teti menguraikan, ada beberapa tahapan dalam memproduksi kain ataupun kulit dengan teknik ecoprint itu. Misalnya dari tahapan menyiapkan kain yang akan digunakan sebagai media ecoprint. Kain kadang perlu direndam pada larutan tawas terlebih dahulu. Itu untuk membersihkan komponen-komponen yang menghambat penyerapan zat warna, termasuk membuka pori-pori pada serat kain.

Dari tahap pembersihan itu, kain bisa masuk ke tahap pencetakan. Tentunya kain sudah dibersihkan dan dijemur sampai kering. Kain dibentangkan dan kemudian aneka daun atau tumbuhan tinggal ditata sesuai selera.

“Kalau saya suka motif abstrak, daun dan tumbuhan ditata tak beraturan. Tapi ada juga yang ditata simetris. Sesuai selera,” jelasnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan