JABAR EKSPRES – Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat, Bey Triadi Machmudin menegaskan pembersihan perairan Sungai Citarum Blok Desa Selacau, Kecamatan Batujajar, Kabupaten Bandung Barat (KBB) diperpanjang, Senin (24/6/2024).
Diketahui sebelumnya, Pemprov Jabar menargetkan pembersihan perairan Sungai Citarum tersebut rampung dalam waktu satu pekan atau tujuh hari. Namun, setelah dilakukan pembersihan hingga waktu yang ditentukan, sampah tidak kunjung hilang dari permukaan Citarum.
“Sudah di intruksikan untuk perpanjangam waktu pembersihan sampah di DAS Citarum ini. Kita perpanjang pembersihannya sekitar 1,5 bulan,” kata Bey di Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat, Senin (24/6/2024).
Bey menilai, perpanjangan waktu untuk pembersihan Sungai Citarum ini sebagai antisipasi munculnya kembali sampah dari permukaan sungai. Meskipun saat ini sampah di Sungai Citarum mulai berkurang.
BACA JUGA:30 Tahun Jualan di Jalan Raya Puncak, PKL Enggan di Relokasi ke Rest Area Gunung Mas
“Hari ini yang di kawasan Jembatan (BBS) itu sudah diturunkan alat berat 500 ke kiri 500 meter ke kanan sudah bersih. Tapi saya ingatkan ke pa sekda jangan lengah. Karena itu sampah dari bawah ke atas,” paparnya.
Menurutnya penanganan sampah yang terjadi saat ini tidak bisa diselesaikan dengan hanya melakukan pembersihan di salah satu sektor DAS Citarum. Terlebih sungai itu membentang mulai dari Situ Cisanti, Kabupaten Bandung hingga Waduk Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta.
Disinggung mengenai anggaran, Bey menyebut sudah meminta dana Corporate Social Responsibility atau CSR terhadap perusahaan di dekat DAS Citarum.
BACA JUGA:Tempati Bangunan Liar, Ratusan PKL di Kawasan Puncak Ditertibkan
“Karena itu upaya mewujudkan Citarum Harum memerlukan biaya tambahan. Masalah Citarum itu juga terkait masalah anggaran. Nanti kami mengumpulkan semua industri dan pengusaha Citarum untuk menggunakan CSR,” ujarnya.
Lebih lanjut ia menuturkan agar kedepannya tiap daerah bisa mengelola sampah dan tidak sampai masuk ke Sungai Citarum, maka akan dipasang jaring yang membentang dari tiap sektor Citarum Harum. Cara tersebut untuk menakar wilayah mana yang menyumbang sampah paling banyak.
“Usulan dari salah satu sektor dari anak sungai itu sudah di jaring terus dibersihkan sama dengan masyarakat. Karena selalu bicaranya itu sampah dari atas. Jadi nanti ada usulan per kecamatan atau per desa di jaring jadi ketahuan mana yang sering buang sampah,” tandasnya. (Wit)