JABAR EKSPRES – Berita terbaru datang dari keluarga selebritas Brad Pitt dan Angelina Jolie. Ketiga anak mereka, Vivienne, Shiloh, dan Zahara, telah memutuskan untuk melepas nama belakang “Pitt” dari nama mereka. Keputusan ini menjadi perhatian publik dan menimbulkan banyak spekulasi mengenai hubungan antara anak-anak dan ayah mereka, Brad Pitt.
Vivienne, yang paling bungsu, adalah yang terbaru melakukan perubahan ini. Sebelumnya dikenal sebagai Vivienne Jolie-Pitt, ia sekarang memilih menggunakan nama panggung “Vivienne Jolie” dalam pementasan teater Broadway “The Outsiders”. Langkah ini pertama kali dilaporkan oleh ET pada 28 Mei, yang mengindikasikan bahwa anak-anak Jolie-Pitt mungkin memiliki pilihan untuk menghapus nama ayah mereka.
Tidak hanya Vivienne, Shiloh juga mengikuti jejak adiknya. Berdasarkan laporan TMZ dan Page Six pada 30 Mei, Shiloh mengajukan dokumen pengadilan untuk secara resmi menghapus “Pitt” dari nama belakangnya tepat pada hari ulang tahunnya yang ke-18. Shiloh, yang lahir pada 27 Mei 2006, kini hanya akan menggunakan nama “Shiloh Jolie” setelah permohonan tersebut disetujui.
Keputusan ini juga mengikuti langkah Zahara, anak kedua Angelina dan Brad, yang telah lebih dulu menghapus nama “Pitt” dari namanya pada 2023. Zahara sekarang dikenal sebagai Zahara Marley Jolie, sesuai dengan perkenalannya dalam komunitas the Alpha Kappa Alpha (AKA) Sorority di Spelman College pada November tahun lalu.
Keputusan ketiga anak ini datang sekitar lima tahun setelah Angelina Jolie dan Brad Pitt menyelesaikan perceraian mereka yang penuh drama. Pasangan ini, yang bersama selama 12 tahun, memiliki enam anak: Maddox (22), Pax (20), Zahara (19), Shiloh (17), serta si kembar Vivienne dan Knox (15). Sejak mengumumkan perpisahan pada 2016, mereka terus berperang mengenai hak asuh anak-anak mereka.
Meskipun perubahan nama ini tampak simbolis, banyak yang bertanya-tanya apakah ini mencerminkan hubungan yang lebih dalam dan rumit antara anak-anak dan ayah mereka. Pada 2016, Jolie menuduh Pitt melakukan kekerasan dalam rumah tangga, termasuk mencekik salah satu anak mereka dan memukul yang lain saat berada di dalam pesawat, serta menyiram mereka dengan bir dan wine. Tuduhan ini masih menjadi bagian dari perceraian dan perebutan hak asuh yang berkepanjangan.