JABAR EKSPRES – Keberadaan pedagang kaki lima (PKL) yang semakin menjamur di wilayah Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung dinilai merusak estetika pemandangan alias kumuh.
Pasalnya, sejumlah PKL yang berdiri dan berjualan di ruas jalan kabupaten itu, bukanlah warga asli Cicalengka, melainkan berasal dari luar daerah.
Tokoh Masyarakat Cicalengla, Agus Rama (55) mengatakan, setiap pagi hari kondisi jalan terbilang semrawut, akibat tingginya aktivitas perniagaan yang bersamaan dengan jam keberangkatan anak sekolah.
Baca Juga:Prof Mujahidin Kembali Jadi Rektor Universitas LBN Khaldun Bogor Targetkan Akreditasi Institusi Unggul di Tahun IniPeringatan HJB ke-542, DPRD Kabupaten Bogor Bagi-bagi penghargaan
“Setiap pagi pasti penuh itu macet. Jalanan padat dan karena sering, akhirnya jadi dianggap normal dan warga terbiasa,” katanya kepada Jabar Ekspres, Senin (3/6).
Agus atau akrab disapa Abah menilai, ketidak tertiban hingga aturan yang tak ditegakkan, jangan sampai dinormalisasikan meski secara aktivitas “seakan tak ada yang dirugikan”.
Menurutnya, peraturan serta kenyaman sudah seharusnya diimplementasikan. Baik oleh pemerintah sebagai pihak yang berwenang, juga masyarakat yang merasakan.
“Sebetulnya terserah mereka mau berjualan karena itu hak. Tapi yang saya soroti itu pemerintah harusnya bisa menertibkan tata kelola wilayah, agar PKL bisa dirangkul satu tempat (dalam pasar), agar tidak liar ke ruas jalan,” bebernya.
Abah menerangkan, selain memakan ruas jalan hingga kerap menimbulkan kepadatan arus lalu lintas, keberadaan PKL jiga mengambil hak pejalan kaki.
“Kita mau naik kendaraan macet, mau jalan kaki juga susah karena trotoar udah digunakan bukan sebagai fungsinya pejalan kaki, tapi dipakai lapak jualan,” terangnya.
Abah menyayangkan, keberadaan PKL di ruas jalan hingga menjamur terkesan diabaikan oleh pemerintah, tanpa ada edukasi, sosialisasi maupun tindakan di lapangan.
Baca Juga:Rapat Paripurna Istimewa HJB ke-542 Tampilkan Budaya, Sejarah, hingga SatwaDari 165 Desa di KBB, Jabatan 10 Kades Diperpanjang Lagi 2 Tahun
“Saya heran itu kenapa PKL dibiarkan menjamur, yang berdampak membuat pedagang di dalam pasar justru jadi sepi konsumen, banyak yang tutup toko,” terangnya.
Abah menilai, keberadaan Gedung Pasar Sabilulungan Cialengka seakan tak dimanfaatkan dengan baik. Meski terlihat megah dari luar, namun di dalamnya justru cenderung sepi dari aktivitas perniagaan.
“Tentu ini harus jadi perhatian dan perlu ada tindakan dari pemerintah. Camat setiap hari masa enggak lihat itu ada PKL?,” imbuhnya.
