JABAR EKSPRES – Berikut ini merupakan analisis Jujutsu Kaisen Chapter 261 yang dianggap sebagai chapter paling penting sepanjang cerita.
Dalam cerita Jujutsu Kaisen yang saat ini masih sedang berlangsung, kehidupan seorang sorcerer sama sekali tidak adil. Bab terbaru ini, chapter 261, secara brutal kembali menegaskan tema utama cerita, ialah menyoroti penyesalan dan pengorbanan yang tak terelakkan yang dihadapi oleh sorcerer.
Mari kita telusuri bagaimana tema-tema ini terungkap dan bergema di sepanjang cerita.
Oleh karena itu, simak terus artikel ini sampai tuntas untuk mengikuti analisis Jujutsu Kaisen Chapter 261.
BACA JUGA: Top 5 Duel Paling Brutal dalam Anime yang Sangat Legendaris
Penyesalan Sorcerer yang Tak Terhindarkan
Seperti yang dikatakan oleh Yaga sendiri, para penyihir ditakdirkan untuk mati dengan suatu bentuk penyesalan. Penyesalan ini bervariasi dari satu orang ke orang lain, tetapi sering kali berpusat pada kehilangan cita-cita dan kemanusiaan untuk bertahan hidup di dunia yang brutal ini. Sukuna mencontohkan hal ini dengan mencapai puncak tanpa penyesalan.
Perubahan Maki
Maki adalah contoh utama dari transformasi ini. Adiknya, Mai, adalah jangkarnya untuk kemanusiaan. Setelah Mai pergi, Maki kehilangan esensi kemanusiaannya namun mendapatkan kekuatan yang luar biasa, yang menggambarkan kenyataan pahit dari mengorbankan kemanusiaan demi kekuatan.
Isolasi Gojo Satoru
Perjalanan Gojo Satoru adalah bukti lain dari tema ini. Sepanjang hidupnya, Gojo hanya dilihat sebagai alat, dengan hanya Geto yang mengakui kemanusiaannya. Setelah kepergian Geto, Gojo kembali terisolasi.
Sensasi dan Penyesalan Pertempuran
Kematian Gojo, tanpa penyesalan, menandakan kenikmatannya akan sensasi, mirip dengan Sukuna. Murid-muridnya, yang membumi dan mewakili sisi kemanusiaannya, menambahkan lapisan lain pada karakternya. Meskipun demikian, Gojo sering kali harus menahan kekuatannya untuk melindungi mereka, terkadang kehilangan sisi kemanusiaannya dan menjadi “monster”.
Realitas Yuta yang Keras
Sejak Jujutsu Kaisen 0, Yuta telah diberitahu bahwa kebaikannya adalah sebuah penghalang. Bab ini menunjukkan perjuangannya dengan keputusan-keputusan keras yang diperlukan untuk bertahan hidup dan mencapai puncak. Yuta menyadari bahwa seseorang harus kehilangan sisi kemanusiaannya untuk mengalahkan Sukuna, sebuah beban yang dengan berat hati mesti ia pikul.