JABAR EKSPRES – Kekerasan pada anak di bawah umur kembali memakan korban di Kota Bandung. GDH (15) dan AJ (17) tega menganiaya teman sebayanya R (17), hingga meninggal dunia. Peristiwa ini terjadi di Jalan Pesantren, Arcamanik, Kota Bandung.
Menurut Kasatreskrim Polrestabes Bandung, AKBP Abdul Rahman pada keterangan rilisnya, nyawa korban tidak tertolong akibat pukulan benda tumpul di belakang kepalanya.
“Dari kejadian ini korban dianiaya dua pelaku di mana menggunakan tongkat dipukul di belakang kepala. Hasil pemeriksaan dokter ada benjolan di belakang kepala,” kata Abdul.
BACA JUGA: Polisi Gelar Rekonstruksi Pembunuhan ART di Sukabumi, Tersangka Peragakan 27 Adegan
Kejadian ini telah terjadi sejak 2 April 2024. Maka dari itu, polisi melakukan ekshumasi pada jasad korban imbas telah dimakamkannya R oleh pihak keluarga.
Dengan kasus serupa yang terus berulang, Jabar Ekspres berhasil menghimpun data sebaran kasus terkait kekerasan pada anak.
Dilansir dari lama KPAI periode Januari hingga Desember 2023, Jawa Barat menjadi pemuncak kasus kekerasan anak dengan total 26 persen disusul DKI Jakarta 22,9 persen. Nilai tersebut tentunya tertinggi se-Indonesia.
BACA JUGA: Polres Banjar Gelar Jumat Curhat dengan Tokoh Agama
Dari total sebanyak 2.656 kasus di Indonesia, 31 persennya melingkupi Perlindungan Khusus Anak (PKA) dengan jumlah 823 kasus. Anak korban kekerasan fisik dan/atau psikis menduduki posisi kedua sebanyak 231 kasus di bawah anak korban kejahatan seksual sebanyak 358 kasus.
Adapun terkait sebaran kasus di Jawa Barat, terdapat sebanyak 952 korban dan jadi tertinggi se Indonesia. Kota Bandung masuk posisi ke 4 terkait banyaknya kasus anak korban penganiayaan.
Sedangkan tahun 2024 periode Januari hingga Maret, telah terdapat aduan dengan jumlah 383 kasus. Dari total tersebut, 32,4 persennya melingkupi PKA sebanyak 124 kasus. Klaster kekerasan anak korban kekerasan fisik kembali berada di posisi kedua dengan 42 kasus. Lagi-lagi, Jawa Barat masuk kedalam kategori tinggi dan Bandung berada di posisi 3 besar terkait hal ini.
BACA JUGA: DPRD Sorot Kinerja Diskuk Jabar yang Tidak Optimal
Di sisi lain, dilansir dari data Sistem Informasi Online Perlindungan Perempuan dan Anak (Simfoni) periode Januari hingga maret, tercatat juga sudah ada laporan kasus masuk di Jabar. Jumlahnya 408 kasus. Terbanyak kedua setelah Jawa Timur.