Obat Sakit Kepala Picu Penyakit Anemia Plastik Jika Digunakan dalam Jangka Panjang, Benarkah?

JABAR EKSPRES – Terkait unggahan viral di media sosial yang memperingatkan tentang risiko anemia aplastik dari konsumsi obat sakit kepala, Paramex, produsen obat tersebut buka suara. Dalam unggahan tersebut, disebutkan bahwa penambahan informasi mengenai risiko ini telah sesuai dengan ketentuan yang ada.

Foto yang menjadi sorotan memperlihatkan perbandingan kemasan obat Paramex dari waktu ke waktu, dengan keterangan tambahan mengenai risiko anemia aplastik dan diskrasia darah pada kemasan yang lebih baru. Hal ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan pengguna obat tersebut.

Anemia aplastik, sebuah kondisi langka di mana sumsum tulang berhenti memproduksi sel darah baru, menjadi perbincangan setelah komika Tanah Air, Babe Cabita, meninggal dunia karena kondisi ini setelah berjuang selama satu tahun. Anemia aplastik membuat penderitanya rentan terhadap kelelahan, infeksi, dan pendarahan yang tidak terkontrol.

Dalam responsnya, PT Konimex, produsen Paramex, menegaskan bahwa informasi mengenai efek samping tersebut telah disertakan sesuai dengan proses registrasi obat dan ketentuan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Mereka menambahkan bahwa produk Paramex telah diproduksi dan didistribusikan selama bertahun-tahun dengan aman, tanpa adanya laporan efek samping yang signifikan terkait risiko anemia aplastik.

Chief Executive Officer PT Konimex, Rachmadi Joesoef, menekankan bahwa Paramex hanya diperuntukkan untuk penggunaan dalam kasus sakit kepala dan sakit gigi, sesuai dengan dosis yang telah ditetapkan. Ia menegaskan pentingnya membaca aturan pakai secara teliti sebelum mengonsumsi obat apa pun.

Pada sisi lain, Biro Kerja Sama dan Humas BPOM, Noorman Effendi, menegaskan bahwa kandungan propyphenazon dalam Paramex aman digunakan dalam jangka pendek, selama sesuai dengan indikasi, dosis, dan aturan pakai yang tertera pada kemasan. Dia juga menegaskan bahwa obat tersebut bukanlah untuk penggunaan dalam jangka panjang.

Kontroversi ini menyorot pentingnya pemahaman yang baik terhadap informasi yang tertera pada kemasan obat dan anjuran penggunaan yang disarankan. Meskipun informasi mengenai efek samping tertentu mungkin disertakan dalam kemasan obat, penting bagi konsumen untuk memahami bahwa efek samping tersebut mungkin terjadi dalam situasi yang jarang terjadi atau dalam kasus penggunaan yang tidak sesuai.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan