Sulyanati alias Komeng Sodorkan Lima Gagasan Ideal Jika Terpilih Sebagai Wali Kota Banjar

JABAR EKSPRES – Calon Wali Kota Banjar, Dr. (Cand.) Sulyanati, S.H.,M.Si.,M.Kn menyampaikan lima gagasan untuk membangun Kota Banjar.

Gagasan yang ia konsep sebagai Lima Gagasan dan Ikhtiar Pokok untuk Kota Banjar Ideal (Ligar Pokal) disebutnya bisa memajukan kota yang memiliki 200 ribu lebih jumlah jiwa tersebut.

“Ligar Pokal menjadi tagline dari saya (Cawalkot).  Secara etimologi, Ligar Pokal singkatan dari Lima Gagasan dan Ikhtiar Pokok untuk Kota Banjar Ideal. Kedua kata tersebut, LIGAR,” kata dia, Selasa (16/40).

Ligar kata dia, berasal dari Bahasa Sunda yang diterapkan kepada proses daun bunga yang luruh untuk berganti menjadi buah.

BACA JUGA: Update Terkini, Beberapa Kebutuhan Pokok Masyarakat di Pasar Kota Bandung Masih Tergolong Tinggi

“Pokal sendiri bermakna niat yang berasal dari hati sanubari. Gagasa nikhtiaruntuk mencapai kondisi Ideal yang sesuai cita-cita ,angan-angan pada saat Kota Banjar didirikan Baldatun Tayyibatun Wa Rabbun Ghafur,” ujarnya.

Ia menjelaskan, Lima Gagasan dan Ikhtiar Pokok untuk Kota Banjar Ideal merupakan lima gagasan pokok dan cara yang akan dijabarkan dan berkorelasi dengan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kota Banjar melalui rencana strategis dalam bentuk Visi dan Misi dikemudian hari.

Berikut gagasan dan cara yang dianggap sangat penting tersebut:

1. Penguatan sistem Birokrasi Pemerintahan yang bersih, bertanggungjawab dan berwibawa sebagai salah satu elemen pembangunan yang berkarakter Entrepreneur atau wirausaha, serta mengarusutamakan karir berdasarkan kemampuan dan prestasi individu (Meritokrasi) dengan menerapkan insentif, reward and punishment, memperhatikan kesejahteraan untuk semua level dan jenjang birokrasi pemerintahan yang disesuaikan dengan kapasitas anggaran/ APBD Kota Banjar.

BACA JUGA: Gores Sejarah di Austin, Maverick Vinales Rider Pertama Menangi MotoGP Pakai 3 Motor Berbeda

2. Membangun Kota Banjar dimulai dari pinggiran; menata fungsi dan peran Desa serta Kelurahan,melibatkan lembaga kemasyarakatan (RT, RW dan lembaga lain) berbasis kearifan lokal, memberdayakan potensi dan sumberdaya lokal, menguatkan akulturasi budaya perbatasan (Jabar Jateng), mengurangi ketimpangan untuk mewujudkan pemerataan dalam akses pembangunan melalui peran serta masyarakat secara terbuka sekaligus membuka partisipasi dan inisiasi publik.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan