JABAR EKSPRES – Kendaraan yang mengarah ke Sukabumi dari arah Bogor atau Jakarta mulai memadati Jalan Nasional Sukabumi-Bogor, tak terkecuali jalur alternatif yang sudah ramai lalu-lalang kendaraan yang tengah mudik Idul Fitri.
Imbas dari Tol Bocimi yang longsor di ruas KM 64 juga menambah volume kendaraan yang hendak ke Sukabumi melalui Jalur alteri atau alternatif. Namun hal tersebut menjadi ladang cuan pagi para “Pak Ogah” di jalur alternatif Warung Ceuri, Desa Pondokkasolandeuh, Kecamatan Parungkuda, Kabupaten Sukabumi.
Irwan (29), salah satu “Pak Ogah” di jalur alternatif Warung Ceuri yang juga turut ikut membantu mengatur lalu lintas itu menceritakan, dari aktivitasnya itu ia bisa meraup untung hingga ratusan ribu per harinya.
Namun ia tak sendiri, ada sekitar 5 orang lainnya yang juga masih teman Irwan menjadi “Pak Ogah” untuk turut ikut mengatur lalu-lintas di Jalan alternatif itu.
BACA JUGA: Imbas Longsor Tol Bocimi, DBMPR Jabar Siapkan Jalur Alternatif
“Kita biasa mulai dari jam 8 pagi, kalo ramai per orang itu bisa sampai 50 ribu. Kalo digabungin bisa Rp300 ribu per hari dari pagi sampe malem,” ujarnya saat ditemui awak media di lokasi, Minggu 7 April 2024.
Irwan melanjutkan, profesi tahunan itu sudah dilakoninya sudah sejak lama. Namun, kegiatan itu sempat terhenti saat para pengendara lebih memilih melalui Tol Bocimi untuk menuju Sukabumi.
“Longsor di Tol Bocimi ini membuat jalan alternatif ramai lagi,” lanjutnya.
Menurut Irwan, pekerjaan yang digelutinya itu hanya untuk membantu kelancaran arus mudik yang melalui jalan alternatif. Ia dan rekannya juga tak pernah memaksakan kepada para pengendara untuk memberinya uanh, hal itu lebih pada keikhlasan.
“Sifatnya enggak memaksa, kalau ada yang kasih uang saya ambil, kalau engga pun tidak masalah,” tutupnya. (RAS)
BACA JUGA: Imbas Longsor Tol Bocimi, Ini Rekayasa Lalu Lintas dan Jenis Kendaraan yang Bisa Melintas