Ramadhan dari Hari ke Hari, ER SHI QI: Efek Ramadhan SeHarusnya Interaksi dengan al Qur’aan makin Intensif

( Q.S. Al Baqoroh : 2 )

Ayat ini pasti sering dibaca, dan disunnahkan oleh Rosuululloh Muhammad SAW sebagai pengingat agar jangan ragukan Al Qur’aan kapanpun dimanapun.

2. Membacanya dengan TARTIL

Alloh SWT memerintahkan,

أَوْ زِدْ عَلَيْهِ وَرَتِّلِ ٱلْقُرْءَانَ تَرْتِيلًا

” Atau lebih dari seperdua itu. Dan bacalah Al Quran itu dengan perlahan-lahan ( TARTIL ).”
( Q.S. Al Muzammil : 4 )

Mengapa harus TARTIL…?
Karena Alloh SWT mengajarkannya dengan TARTIL pula,

وَقَالَ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ لَوْلَا نُزِّلَ عَلَيْهِ ٱلْقُرْءَانُ جُمْلَةً وَٰحِدَةً ۚ كَذَٰلِكَ لِنُثَبِّتَ بِهِۦ فُؤَادَكَ ۖ وَرَتَّلْنَٰهُ تَرْتِيلًا

” Berkatalah orang-orang yang kafir: “Mengapa Al Quran itu tidak diturunkan kepadanya sekali turun saja?”; demikianlah supaya Kami perkuat hatimu dengannya dan Kami membacanya secara TARTIL (teratur dan benar).”
( Q.S. Al Furqoon : 32 )

Secara teknis TARTIL yaitu :

T epati A turan dan R itme atau iramanya serta teliti dalam TIL awahnya pelajari, perhatikan dan praktekkan betul betul kaidah TAJWID.

Juga dengan penjiwaan…yaitu TARTIL.

ser TA kan R indu pada saat TIL awah, rindu kepada Alloh, rindu kepada Rosuululloh, rindu kepada surga.

jangan biarkan jiwa kita hampa ketika membaca Al Qur’an tanpa penjiwaan yaitu RINDU…

R asa IN gin D ekat dan U ntuk selalu berjumpa dengan Alloh, Rosuululloh dan surga….!!!

Sehingga diri kita larut dalam setiap ayat yang baca…

Al Qur’an harus dibaca dengan ASYIK,
Alunkan dengan Suara Yang Indah namun tidak melanggar K etentuan sunnah….!!!

Baca juga : Ramadhan dari Hari ke Hari, SALAWE : SAlah satu barokah LAilatul qodar adalah sifat WAro dan Empati

3. Mentadabburinya

Tadabbur artinya merenungkan isi Al Qur’an dengan terlebih dulu belajar memahami artinya yang dengan itu tumbuh semangat untuk beramal dengan landasan nilai-nilai didalam Al Qur’an.

Berikut ini firman Alloh SWT didalam Al Qur’aan tentang pentingnya Tadabbur Al Qur’aan,

أَفَلَا يَتَدَبَّرُونَ ٱلْقُرْءَانَ ۚ وَلَوْ كَانَ مِنْ عِندِ غَيْرِ ٱللَّهِ لَوَجَدُوا۟ فِيهِ ٱخْتِلَٰفًا كَثِيرًا

” Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Quran? Kalau kiranya Al Quran itu bukan dari sisi Alloh, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya.”
( An Nisaa : 82 )

أَفَلَمْ يَدَّبَّرُوا۟ ٱلْقَوْلَ أَمْ جَآءَهُم مَّا لَمْ يَأْتِ ءَابَآءَهُمُ ٱلْأَوَّلِينَ

” Maka apakah mereka tidak memperhatikan perkataan (Kami), atau apakah telah datang kepada mereka apa yang tidak pernah datang kepada nenek moyang mereka dahulu ? ”

Tinggalkan Balasan