Cerita Pedagang Bunga Kuburan di TPU Nagrog: Tentang Jordania, Kehidupan, dan Berjualan Sehari-hari

Sekali waktu yang lain lagi, ada pelanggan datang. Salah satu dari mereka menyerahkan satu botol yang baru saja dipakai untuk menyiramkan air mawar saat taburkan bunga di atas kuburan. Yayah tidak hanya menerima dengan ungkapan “Sama-sama”. Melainkan pula dengan senyuman.

“Bunga yang sering dibeli itu bunga aster, mawar, dan sedap malam. Lalu banyak yang nanyain juga bunga-bunga wewangian, tapi tidak saya jual, karena harganya sedang mahal,” kata mantan tenaga kerja wanita (TKW) di Jordania tersebut.

BACA JUGA: Berbagi Suka Cita di Malam Puncak DCDC Ngabuburit Extra Kota Bandung

Apabila untuk pedagang seperti Yayah, berjualan bunga bukan semata-mata untuk cari untung. Hidup sebatang kara, modal dan hasil jualan hanya mampu memenuhi kebutuhan sehari-hari. Bunga ibarat penolong dan pemberi kehidupan baginya.

Berbeda saat Yayah menjadi TKW di Jordania. Dirinya harus merawat dua lansia asal Palestina. Pekerjaan berat dengan tanggung jawab besar. Pekerjaan yang melibatkan nyawa manusia. Bertahun-tahun dia lakoni pekerjaan tersebut, setelah pada akhirnya menyerah. Tenaga miliknya tidak lagi sama seperti tahun pertama.

Hidup yang kelewat sederhana pun dijalani dirinya untuk saat ini. “Jadi sekarang lebih baik seperti ini. Menghidupi diri sendiri. Tidak terlalu mencari tambahan lebih dari berjualan bunga. Alhamdulillah untung yang didapat bisa mencukupi kebutuhan,” tandasnya.

BACA JUGA: DAM Hadirkan Promo Special Gift Untuk Pembelian Honda BeAT Sporty

Berbeda dengan Yayah, pedagang bunga lain, Wiwin Winarsih (44), seorang perantau dari daerah Jawa dan menetap di Kota Bandung. Dirinya memilih berdagang bunga makam sebagai pekerjaan utama. Bersama rekannya, dia bisa melapak seharian di TPU Nagrog. Keuntungan tidak menentu bukan jadi alasan untuk merasa khawatir. Dirinya percaya bahwa bunga-bunga sebagai sumber penghidupan.

Belasan tahun berjualan bunga membuat dirinya mahfum tentang barang dagangannya ini. Wiwin menjelaskan bahwa bunga dipasok dari Jalan Pandu di Jalan Pajajaran, Kota Bandung, dan kadangkala dari kawasan Lembang. Menurutnya keuntungan yang didapat selama satu hari bakal lebih besar apabila menjelang hari besar keagamaan.

Tinggalkan Balasan