JABAR EKSPRES – Jalur pantai selatan merupakan salah satu jalur pilihan untuk para pemudik. Namun, salah satu jalur yang berada di Desa Ciparanti, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Pangandaran, mengalami abrasi. Hal ini tentunya mengganggu kenyamanan arus mudik Lebaran.
Menurut Kepala Desa Ciparanti, Dadang Suherman, abrasi yang terjadi di Pansela (Pantai Selatan) di wilayahnya sudah lama terjadi. Bahkan akibatnya, abrasi di sana mencapai 1,3 kilometer.
“Padahal banyak kendaraan yang melintasi jalur pantai selatan, apalagi kalau mudik,” ucapnya, dilansir dari Radar Tasik.
Dadang mengatakan, akibat abrasi, terkadang air laut masuk dan menggenangi jalan. Ini menjadi bukti, betapa parahnya abrasi pantai di Desa Ciparanti, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Pangandaran, itu.
BACA JUGA: Tebing Naggareng: Destinasi Wisata Alternatif Pangandaran
Dia mengklaim, pihaknya telah mendapatkan contoh proposal Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Pangandaran untuk pengajuan pemecah ombak (waterbreaker).
“Untuk memberikan solusi tersebut, kami menerima proposal pengajuan pembuatan breakwater atau pemecah ombak ke Pemprov Jabar,” terangnya.
Jika kondisi saat ini terus dibiarkan, ucap dia, bukan tak mungkin akan merusak jalan utama di sana.
“Tentu terancam jalannya, karena jalan langsung sampingnya pantai hanya 5 hingga 10 meter ke pesisir,” bebernya.
Dia mengungkapkan, ada sekitar 50 meter jalan di perbatasan Ciparanti-Legokjawa yang terancam abrasi.
Lalu, untuk musim pasang di Pantai Ciparanti, Kabupaten Pangandaran, biasanya terjadi pada September hingga Oktober. Namun, seminggu yang lalu, air pasang tersebut menyentuh hingga bahu jalan.
“Jarak antara bahu jalan dengan bibir Pantai Ciparanti sebelum tahun 2000 mencapai 500 meteran. Sekarang udah tergerus,” pungkas Dadang.
BACA JUGA: Rekomendasi Akses Menuju Pangandaran: Bus, Kereta Api, Pesawat dan Kendaraan Pribadi
Artikel ini telah tayang di Radar Tasik dengan judul: Abrasi Pantai Selatan di Desa Ciparanti Kabupaten Pangandaran Ganggu Jalur Mudik
