Bulog Pastikan Ketersediaan Beras, Stok 31.000 Ton Cukup Hingga Lebaran

JABAR EKSPRES – Stok beras di Gudang Bulog Jawa Barat mencapai 31.000 ton, menjamin ketersediaan beras yang cukup hingga perayaan lebaran atau Idul Fitri 2024.

Perum Bulog juga akan menuntaskan sisa bantuan pangan tahap pertama sebanyak 500 ton.

Pemimpin Wilayah Bulog Jawa Barat, M. Attar Rizal, menyatakan, penyelesaian masalah tersebut diharapkan akan terjadi besok. Dia juga berkomitmen untuk memenuhi kebutuhan Program GPM dan pasar murah lainnya sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

“Insyaallah besok selesai. Kemudian, untuk kebutuhan GPM dan pasar murah lainnya pun bakal kita penuhi sesuai kebutuhan masyarakat,” kata M. Attar Rizal saat ditemui di Gudang Bulog Cimahi pada awak media baru-baru ini.

BACA JUGA: Mendagri Didesak Evaluasi Pj Bupati KBB, Arsan Latif Dinilai Gagal Tuntaskan Permasalahan di Bandung Barat

Menurutnya, persediaan beras sebanyak 31.000 ton dinyatakan masih mencukupi untuk kebutuhan hingga 10 hari menjelang perayaan Idul Fitri. Lebih lanjut, Bulog juga telah melakukan penambahan stok sebanyak 4.750 ton yang baru saja dibongkar di Patimban, Subang, pada malam sebelumnya.

“Lalu, di belakang itu ada top up lagi kapal 17.500. Jadi, Alhamdulillah aman,” imbuhnya.

Setelah perayaan Idul Fitri, pihaknya juga berencana untuk mengatur distribusi bantuan pangan guna menstabilkan harga di pasaran.

“Alhamdulillah, sampai hari ini Bulog sudah menyerap 1.900 ton beras yang merupakan produk lokal dari panenan se-Jabar,” ujarnya.

BACA JUGA: Pria Tanpa Identitas Ditemukan Gantung Diri di TPU Paledang Ciparay

Dia pun menambahkan, itu adalah untuk keperluan komersial karena harganya masih lebih tinggi dari harga pokok penjualan HPP.

Attar mengungkapkan, serapan panen tersebut berasal dari beberapa wilayah, termasuk Karawang, Indramayu, dan Subang. Ia pun menambahkan, panen telah dimulai di beberapa titik, namun harga masih di atas Harga Pembelian Pemerintah (HPP).

“Meski begitu, berdasarkan pengumuman secara nasional sudah ada penurunan harga beras walaupun tidak signifikan,” tambahnya.

Program GPM dinilai oleh Attar sebagai langkah yang mengikuti serangkaian upaya pemerintah dalam menstabilkan harga, terutama dalam mengatasi kenaikan inflasi di Jawa Barat. Attar juga menyoroti beberapa program nasional yang terkait dengan upaya tersebut.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan