JABAR EKSPRES – Gema Ramadan 1445 Hijriyah alias 2024 ini cukup meriah di jagat media sosial, dengan beragam unggahan mengenai serunya berburu takjil untuk menu berbuka puasa.
Meski fenomena viral berburu hidangan berbuka puasa atau kerap disebut war takjil, namun sebagian warga justru memanfaatkan momentum Ramadan, agar bisa lebih lama berkumpul bersama keluarga.
Seperti warga Kecamatan Bojongsoang, Kabupaten Bandung, Arya Dayu Ditiar (28) mengaku, lebih memilih membuat hidangan di rumah, daripada harus berburu takjil membeli makanan di luar.
“Karena ternyata masak takjil meski sederhana bisa keliatan lebih bersih, karena tahu masaknya, bahannya juga kita yang nyiapin. Kalau beli mungkin sesekali dan nyari yang emang lagi ingin tapi gak bisa bikinnya gitu,” kata Arya kepada Jabar Ekspres, Senin (25/3).
BACA JUGA: Sampah Kota Bandung Melonjak hingga 20 Persen saat Ramadan
Di tengah fenomena viralnya berburu menu berbuka puasa alias war takjil, pria yang sudah berumah tangga dan memiliki anak satu itu menuturkan, baginya keseruan Gema Ramadan tahun ini cukup meriah di jagat media sosial.
“Kalo ikut tren konten sih lebih seneng liatnya aja deh, soalnya mager (males bergerak) kalo ikut war takjil, nunggunya lama juga kalo mau beli, tapi rame karena banyak yang pada war,” ucap Arya.
Menurutnya, Gema Ramadhan 2024 ini lebih terasa toleransi keberagaman agama, sebab jika melihat tahun-tahun sebelumnya, terkesan yang menonjolkan sebatas bahwa puasa sangat berat untuk dijalani.
“Ramadan tahun ini sebenernya seru juga sih, karena ada fenomena war takjil yang diikutin juga sama non-is (non Islam),” beber Arya.
BACA JUGA: Ada 63 Titik Rawan Bencana di Jabar saat Mudik Lebaran 2024
“Jadi keberagamannya lebih erat gitu, daripada sebelumnya yang lebih banyak berita penggerebekan warteg,” tukasnya.
Diketahui, tradisi takjil yang sangat populer setiap Ramadan, diartikan sebagai menu awal untuk berbuka puasa, terutama makanan dan minuman manis yang dikonsumsi sebelum berlanjut menyantap hidangan utama.
Apabila merujuk pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), takjil berarti mempercepat (buka puasa). Hal ini sesuai dengan akar katanya dalam Bahasa Arab, yakni ajila atau menyegerakan. Jadi maksud Ta’jil/Takjil adalah penyegeraan membatalkan puasa dengan makanan pembuka.