Momentum Ramadhan, Grey Art Gallery Hadirkan Pameran Seni Rupa Islami Bertajuk “Bulan Terbit”

“Sedangkan dalam nilai-nilai estetik Islam, memiliki kecenderungan untuk tidak hanya fokus pada manusia dan realitasnya, akan tetapi kehidupan setelahnya,” imbuhnya.

Wildan menuturkan, Menurut Agus Sachari, nilai estetik Islam memiliki kecenderungan untuk menghampakan dunia karena sesuatu yang konkrit absolut itu hanya Tuhan, yang lain adalah tanpa makna, hampa, dan kosong.

“Manusia mendapatkan pengertian mereka mengenai dunia dan diri mereka sendiri tidak hanya lewat pemahaman lazim, melainkan melalui seni dan agama,” tuturnya.

Lebih lanjut Wildan mengatakan, Menurut Muhammad Iqbal, seni tidak mempunyai arti tanpa pertalian dengan kehidupan manusia dan masyarakat. Tujuan seni dalam pandangannya yaitu pertama, hidup itu sendiri. Seni harus menciptakan kerinduan pada hidup yang abadi. Seni ialah sarana yang berharga bagi prestasi kehidupan.

Kedua, pembinaan manusia. Seni menjadi sedikit unsur manfaatnya, ketika tidak mampu membangun kepribadian.

Ketiga, kemajuan sosial tentang hubungan seni dengan masyarakat. Pada prinsipnya konsep estetika Islam didasarkan pada gagasan tertentu dari sebuah Hadis yang menyebutkan “Sesungguhnya Allah itu indah dan Dia mencintai keindahan”.

Keindahan atau sesuatu yang indah, menurut Al-Ghazali adalah yang dicintai, karena keindahan itu memberikan kesenangan. Seperti untuk membuktikan bahwa Tuhan itu indah, niscaya Dia dicintai oleh ia yang mengetahui keindahan dan ketinggian-Nya.

Al-Ghazali memandang keindahan dari luar konsep cinta diri atau menyebutkan keindahan yang berasal dari keindahan itu sendiri, tanpa mengharapkan keuntungan atau pamrih. Ini berarti bahwa ia mengekspresikan secara khusus satu wilayah jiwa yang terbuka menuju dimensi batin, menuju satu perjumpaan dengan kehadiran Tuhan.

Spiritualitas Islam adalah suatu penyaksian atau syahadah atau kontemplasi atau masyahadah akan kesatuan Tuhan. Pada tingkatan bentuk, kesatuan ini memanifestasikan dirinya secara langsung sebagai keindahan.

Oleh karena itu, sesuai hadis Nabi Muhammad bahwa “Allah tidak melihat kamu dari rupa dan bentuk fisikmu, tetapi melihatmu dari hatimu”, maka penilaian dalam Islam tidak hanya meliputi keindahan bentuk fisik tetapi juga meliputi keindahan batiniah.

Dalam konteks tersebut, seni Islam secara esensial merupakan seni kontemplatif, ia mengekspresikan secara khusus satu wilayah jiwa, menuju dimensi batin, menuju satu perjumpaan dengan kehadiran Tuhan.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan