JABAR EKSPRES – Puasa selama Ramadhan adalah praktik suci bagi umat Islam yang melambangkan pengabdian, disiplin diri, dan pertumbuhan spiritual. Tetapi ada beberapa hal yang dapat membatalkan puasa Ramadhan dan umat Islam perlu berhati-hati agar tetap menjaga kesucian ibadah ini.
Terdapat dua kelompok utama hal yang membatalkan puasa Ramadhan dalam ajaran Islam, yaitu tindakan yang melibatkan zat yang tertelan dan tindakan yang menyebabkan keluarnya cairan dari tubuh. Makan dan minum dengan sengaja dapat membatalkan puasa, begitu pula dengan mengonsumsi obat-obatan, suntikan, atau transfusi. Prosedur seperti dialisis ginjal juga dapat membatalkan puasa.
Tindakan lain yang dapat membatalkan puasa Ramadhan adalah hubungan seksual, masturbasi, menstruasi, pendarahan pasca melahirkan, dan muntah yang disengaja selama jam puasa.
Baca juga: Apa Hukum Puasa bagi Ibu Menyusui dalam Islam? Ini Jawabannya
Namun ada juga beberapa pengecualian, seperti makan atau minum yang tidak disengaja karena kelupaan, menggosok gigi selama tidak menelan pasta gigi atau air, dan beberapa prosedur medis seperti suntikan insulin yang tidak membatalkan puasa, sementara suntikan nutrisi membatalkan puasa.
Ajaran Islam menekankan pengendalian diri dan perhatian penuh selama berpuasa, serta menghindari kata-kata kotor, konflik, dan perilaku yang mengurangi esensi spiritual Ramadan.
Oleh karena itu, penting bagi umat Islam untuk memahami apa yang membatalkan puasa dan menghindari tindakan tersebut.
Baca juga: Apa Hukumnya Puasa Tapi Tidak Shalat? Berikut Penjelasannya
Jika umat Islam melakukan tindakan yang membatalkan puasa dengan sengaja, dianjurkan untuk meminta pengampunan dari Allah. Selain itu, penting bagi mereka untuk menjalankan ibadah puasa dengan benar dan mengikuti pedoman yang ditetapkan dalam ajaran Islam.
Dalam kesimpulannya, memahami tindakan yang membatalkan puasa selama Ramadan penting bagi umat Islam agar menjaga kesucian ibadah ini.
Dengan memperhatikan tindakan mereka, mencari pengampunan ketika diperlukan, dan menjalankan ibadah puasa dengan sepenuh hati dan pengabdian, umat Islam dapat sepenuhnya memanfaatkan periode refleksi spiritual dan disiplin diri yang ditentukan oleh Islam.
Sumber: myislam, bonyan.ngo, brandei, mariecurie, dan islamqa.