JABAR EKSPRES – Bullying atau intimidasi adalah perilaku agresif yang sering kali terjadi di lingkungan sekolah, di tempat kerja, atau bahkan di dunia maya.
Pada remaja, bullying dapat memiliki dampak yang sangat serius, termasuk masalah kesehatan mental, rendahnya harga diri, dan bahkan pikiran untuk melakukan bunuh diri.
Baca Juga: Gejala dan Pertolongan Pertama Saat Keracunan Makanan!
Oleh karena itu, penting untuk mengenali tanda-tanda bullying pada remaja agar dapat memberikan bantuan yang tepat waktu.
Berikut Tanda-tanda Bullying pada Remaja:
- Perubahan perilaku
Remaja yang menjadi korban bullying mungkin mengalami perubahan perilaku yang drastis. Mereka mungkin menjadi lebih tertutup, cenderung menghindari interaksi sosial, atau bahkan menunjukkan tanda-tanda depresi seperti kehilangan minat pada kegiatan yang biasanya mereka nikmati.
- Kehilangan minat dalam sekolah atau aktivitas lainnya
Bullying dapat membuat remaja kehilangan minat dalam sekolah atau aktivitas lainnya. Mereka mungkin mulai absen dari sekolah atau menunjukkan penurunan kinerja akademis yang signifikan.
Selain itu, mereka juga mungkin menghindari situasi di mana mereka berpotensi menjadi korban bullying lagi.
- Perubahan fisik
Tanda-tanda fisik dari bullying dapat termasuk luka-luka atau memar yang tidak dapat dijelaskan, kehilangan barang-barang pribadi, atau bahkan perubahan pola makan atau tidur.
Remaja yang menjadi korban bullying juga mungkin mengalami sakit kepala atau gangguan pencernaan karena stres yang berkelanjutan.
- Keterlibatan dalam perilaku merusak diri
Beberapa remaja yang menjadi korban bullying mungkin mencoba mengatasi rasa sakit dan frustrasi mereka dengan terlibat dalam perilaku merusak diri seperti penggunaan obat-obatan terlarang, minum alkohol, atau bahkan mencoba bunuh diri. Ini adalah tanda yang sangat serius bahwa remaja tersebut membutuhkan bantuan segera.
- Kesulitan dalam hubungan sosial
Bullying dapat mengganggu kemampuan remaja untuk membentuk dan memelihara hubungan sosial yang sehat.
Mereka mungkin mengalami kesulitan dalam berinteraksi dengan teman-teman sebaya atau merasa tidak aman dalam situasi sosial.
Hal ini dapat menyebabkan isolasi sosial yang lebih lanjut dan meningkatkan risiko masalah kesehatan mental.
- Menunjukkan ketakutan atau kecemasan yang berlebihan