JABAR EKSPRES – Ketua Satuan Tugas Khusus (Kasatgasus) Pedagang Kaki Lima (PKL) Kota Bandung, Ema Sumarna bakal menerapkan sistem knockdown di kawasan Monumen Perjuangan.
Menurutnya, hal itu sehubungan dengan kawasan tersebut yang masuk ke dalam zona kuning sistem zonasi PKL di Kota Bandung. Maka dari itu, perlu pengawasan guna tertibnya segala aktifitas di wilayah ini.
“Jadi mereka itu masuk kategori PKl yang ada di jalur kuning. Artinya, mereka itu hanya boleh berjualan dari sore hingga malam. Jadi tidak boleh berjualan selama 24 jam,” ujar Ema, Senin (4/3)
Terlebih wilayah tersebut berdekatan dengan kawasan strategis yakni Gedung Sate, hingga Universitas Padjajaran. Sehingga sistem knockdown yakni bongkar pasang bisa meminimalisir segenap masalah yang dikhawatirkan terjadi.
Diakuinya, Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung telah menyiapkan layout kawasan PKL yang sudah disiapkan oleh Dinas Cipta Karya, Bina Kontruksi dan Tata Ruang (Diciptabintar).
“Disini kan ada universitas, terlebih untuk sementara ini kan (PKL) disini sistemnya knockdown, dan memang kedepannya juga akan knockdown,” katanya
“Jadi nanti mereka pindah kesini (Kawasan Monju), layoutnya udah ada kan dari Diciptabintar. Jadi nanti berjualan dari sore hingga malam silahkan. Malam minggu okelah hingga jam 12,” lanjutnya
Sehubungan dengan wilayah tersebut yang masuk kepada aset Provinsi Jawa Barat, Pihaknya terus melakukan upaya pengkordinasian guna dapat menggunakan lahan tersebut.
“Ini kita memohon kepada pak Gubernur, karena ini kan aset Provinsi,” pungkasnya
Rencananya, layout kawasan yang disiapkan oleh Diciptabintar fokus kepada penataan PKL yang berada di sekitar Jalan Dipatiukur, Kota Bandung.
Kawasan tersebut tepatnya berada di Timur Monju yang masuk ke wilayah Haur Pancur, Kota Bandung. Nantinya, tempat ini bakal diiisi oleh banyak PKL di sekitaran daerah tersebut. (Dam)