Temuan dari studi ini mengungkapkan korelasi yang signifikan antara laporan diri kepuasan hidup dan afek positif dari mahasiswa dan evaluasi yang dibuat oleh orang asing — tetapi tidak untuk afek negatif. Ini menunjukkan bahwa orang asing dapat dengan akurat menilai kepuasan hidup seseorang dan perasaan positif hanya dari interaksi singkat.
Menariknya, isyarat kunci yang mempengaruhi penilaian ini diidentifikasi sebagai suara yang keras dan daya tarik fisik. Studi ini menyoroti dinamika kompleks dalam persepsi dan ekspresi kesejahteraan, menunjukkan bahwa sementara isyarat tertentu seperti tersenyum biasa digunakan oleh orang asing untuk menilai kesejahteraan, mereka mungkin tidak selalu menjadi indikator yang valid dari kesejahteraan aktual.
Penting untuk dipertimbangkan bahwa penelitian ini terutama melibatkan mahasiswa dari Amerika Serikat — dengan mayoritas adalah orang Amerika Eropa. Ini menimbulkan pertanyaan tentang generalisasi temuan di berbagai budaya atau kelompok usia. Selain itu, konteks studi terbatas pada perkenalan diri, yang mungkin tidak mencerminkan situasi sosial lain, dan sebagian besar isyarat dikodekan secara subjektif oleh pengode manusia yang bisa memperkenalkan bias.
Meskipun studi ini menemukan korelasi yang signifikan, penting untuk dicatat bahwa ini tidak menetapkan kausalitas. Bagaimanapun, studi ini membuka jendela yang menarik ke dalam dinamika halus dari kesan pertama dan bagaimana mereka secara mengejutkan dapat menghasilkan penilaian yang akurat tentang kesejahteraan seseorang.
Sumber: Do We Know How Happy Strangers Are? Accuracy in Well-Being Judgments at Zero Acquaintance
Baca juga: Phubbing: Saat Ponsel Lebih Menarik daripada Orang di Sekitarmu