845 Jiwa Terjangkit DBD, Pemkot Bogor Gencarkan PSN

JABAR EKSPRES – Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor mulai menggencarkan gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) imbas melonjaknya kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) yang mencapai ribuan kasus.

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor mencatat, sejauh ini sedikitnya sudah ada 845 jiwa yang terjangkit DBD dengan total empat kasus kematian.

Pada Januari 2024 terdapat 389 kasus DBD dengan satu kasus kematian, sedangkan pada Februari terdapat 456 kasus DBD dengan tiga kasus kematian.

BACA JUGA: Hujan Deras Guyur KBB, Kawasan Elit Terendam Banjir

Menyikapi hal itu, Wali Kota Bogor Bima Arya kerap meninjau sejumlah tempat tinggal warga di wilayah Kampung Situpete, Kelurahan Sukadamai, Kecamatan Tanah Sareal pada Minggu (25/2).

Di sana Bima Arya mendorong warga untuk memasifkan gerakan PSN. Sebab, diketahui sejak awal tahun 2024 hingga saat ini terdapat 14 kasus DBD di wilayah tersebut.

“(Saat pemeriksaan) kami menemukan jentik nyamuk di dispenser (Penampungan), tempat air minum, kemudian kulkas di belakangnya ada penampungan air genangan,” ungkap Bima dikutip Senin (26/2).

Ia menyebut, sejumlah rumah warga yang dilakukan PSN itu merupakan lokasi kejadian awal terjadinya warga yang positif DBD.

BACA JUGA: Skema Investasi Aplikasi BBH yang Menjanjikan Keuntungan Besar Ternyata Scam

Kemudian bertambah kasus di rumah yang lain dengan rata-rata pasien balita atau berusia di bawah lima tahun.

Untuk itu, Bima Arya mendorong seluruh aparatur wilayah kelurahan se-Kota Bogor terjun langsung menggencarkan gerakan PSN.

Ia juga menitip kepada para ketua RT dan RW, termasuk kader juru pemantau jentik (Jumantik) untuk tetap melakukan PSN serta mengimbau puskesmas untuk melakukan diagnosa secara cepat.

Terpisah, Kepala Dinkes Kota Bogor Sri Nowo Retno menambahkan, jumlah 845 kasus itu merupakan total kasus periode Januari hingga Februari 2024 dengan angka kematian berjumlah empat orang.

Sementara jika dibandingkan pada 2023, pihaknya mencatat, dalam setahun ada 1.474 kasus DBD dengan sembilan angka kematian.

“Makanya kita harus gerak cepat, kita lakukan gerakan serentak tiap minggu dan kita akan evaluasi. Gerakan gotong royong, bebersih, 3M (Menguras, Menutup, Mengubur) plus,” ujar Retno sapaannya. (YUD)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan