JABAR EKSPRES – Para peneliti telah lama tertarik pada peran dopamin, zat kimia utama di otak, dalam mengatur suasana hati, motivasi, dan belajar.
Namun, penelitian terbaru yang dipublikasikan dalam jurnal ilmiah Nature Communications menyoroti aspek baru dari peran kompleks dopamin: kemampuannya dalam membantu kita beradaptasi dengan situasi yang berubah dan belajar dari kesalahan.
Dopamin, yang sering dianggap sebagai “molekul penghargaan,” sebenarnya memiliki peran yang jauh lebih luas dalam otak kita daripada sekadar membuat kita merasa senang. D
alam studi yang dipimpin oleh Filip Grill dari Donders Center for Cognitive Neuroimaging, para peneliti menyelidiki bagaimana dopamin memengaruhi kemampuan kita untuk menyesuaikan keputusan ketika aturan main tiba-tiba berubah.
Para peneliti menggunakan teknik pencitraan otak PET dan fMRI pada 26 sukarelawan yang sehat, menjalani tugas berbasis komputer yang dirancang untuk mensimulasikan situasi kehidupan nyata di mana pilihan yang “benar” dapat berubah menjadi “salah.” Dalam tugas ini, peserta diminta untuk menebak apakah suatu angka tersembunyi berada di atas atau di bawah lima, dengan imbalan yang diberikan untuk tebakan yang benar.
Aturan pemberian imbalan berubah secara tidak terduga selama tugas, menempatkan peserta dalam situasi di mana mereka harus secara aktif menyesuaikan strategi mereka.
Melalui pemindaian PET, para peneliti mengamati peningkatan pelepasan dopamin di striatum, wilayah otak yang terlibat dalam pemrosesan penghargaan, saat peserta menghadapi perubahan aturan.
Baca juga: Dampak TikTok dan Aplikasi Video Pendek terhadap Kesejahteraan Remaja
Peningkatan pelepasan dopamin ini dikaitkan dengan kemampuan peserta untuk menyesuaikan keputusan mereka berdasarkan informasi baru, dengan tingkat dopamin yang lebih tinggi berkorelasi dengan penyesuaian yang lebih cepat dan kinerja tugas yang lebih baik.
Hasil pemindaian fMRI juga menunjukkan peningkatan aktivitas otak di area yang terkait dengan perhatian dan pengambilan keputusan, terutama setelah perubahan aturan. Pola aktivitas ini menunjukkan bahwa otak bekerja keras untuk memproses hasil yang tidak terduga dan menyesuaikan keputusan yang diambil.
Namun, penelitian ini juga memiliki keterbatasan. Misalnya, para peneliti tidak dapat membandingkan temuan mereka dengan dasar aktivitas otak tanpa tugas, yang mungkin memengaruhi interpretasi hasil.