JABAR EKSPRES – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Bandung Barat (KBB) memastikan petugas ad hoc penyelenggara Pemilu 2024 yang meninggal dunia akan diberi santunan.
Seperti diketahui, Mumuh Muchroni (58), salah seorang anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) warga Kampung Babakan Cianjur, RT 04 RW 10, Desa Gadobangkong, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat (KBB) meninggal dunia.
Mumuh meninggal diduga diduga akibat kelelahan usai melaksanakan tugasnya sebagai KPPS di TPS 04, Desa Gadobangkong, pada Minggu 18 Februari 2024, pukul 14.30 WIB di rumah sakit IMC.
“Tentu (KPU KBB) akan menyampaikan kepedulian kami dan berkoordinasi dengan Pemda berkaitan dengan santunan yang akan kami sampaikan,” kata Ketua KPU KBB, Rifqi Ahmad Sulaeman saat dihubungi, Senin (19/2/2024).
BACA JUGA: Alberto Rodriguez dan Ceritanya Soal Kota Bandung
Ia mengatakan, santunan biaya perlindungan petugas ad hoc ini termuat dalam Surat Menteri Keuangan Nomor S-647/MK.02/2022 yang diteken pada 5 Agustus 2022 lalu.
Kendati demikian, Rifqi belum bisa membeberkan jumlah santunan bagi keluarga KPPS yang meninggal dunia. Hal itu lantaran harus terlebih dahulu berkoordinasi dengan pihak Pemkab Bandung Barat.
“Untuk besarannya nanti akan diumumkan di kemudian hari, karena ini keputusannya ada di pemerintah daerah (Pemda KBB),” katanya.
Ia menyebut, KPU KBB bakal menyiapkan uang santunan sebesar Rp35 juta. Hal tersebut merujuk pada peraturan KPU RI.
BACA JUGA: 7 Kegiatan Bulan Ramadan 2024 Penuh Berkah yang Wajib Dicoba
“Kalau dari Pemda saya belum mengetahui besarannya, kalau dari KPU KBB besarannya Rp35 juta,” tandasnya.
Sementara berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Bandung Barat, petugas Pemilu yang mengalami sakit bertambah menjadi 78 orang. Puluhan petugas itu terdiri mulai dari Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS), Panitia Pemungutan Suara (PPS) desa, panitia kecamatan (PPK), hingga penjaga keamanan.
Dari jumlah tersebut sebanyak 73 orang menjalani rawat jalan, 3 orang dirujuk ke rumah sakit, 1 orang dirawat inap di puskesmas, dan 1 orang meninggal dunia.
“Dari 78 orang ini mayoritas sekarang sudah sembuh. Data terakhir hanya satu yang masih dirawat inap di rumah sakit. Ini laporan per tanggal 18 Februari 2024 pukul 20:00 WIB,” kata Kepala Dinkes KBB, Hernawan Widjayanto, Senin (19/2/2024).